Sepenggal Kisah Suka Duka Wali Kota

Tri Rismaharini

Tri Rismaharini
Menjelang berakhirnya masa jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sebagian besar warga Kota Pahlawan penasaran ingin mengetahui berbagai pengalaman, serta suka dukanya dan cerita menarik dalam membangun kota kurang lebih hampir 10 tahun.
Berbagai pertanyaan tersebut, disampaikan saat wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya bincang-bincang santai dengan paguyuban warga perumahan yang terletak di Kecamatan Sambikerep, Surabaya, pekan lalu.
Pertemuan melalui virtual dari rumah dinasnya, di Jalan Sedap Malam itu, mulanya Wali Kota Risma menceritakan berbagai masalah yang dihadapi saat awal menjabat. Mulai dari persoalan banjir, hingga masalah sosial yang terjadi pada waktu itu.
Dengan antusias, wali kota perempuan pertama di kota Surabaya ini mengingat-ingat kembali segala momen yang pernah dilalui bersama jajaran Pemkot Surabaya dalam menyelesaikan persoalan. Selain itu, dia ingat betul di tahun pertama memimpin, Wali Kota Risma berjanji akan membuat Surabaya dikenal di dunia melalui rentetan perubahan kemajuan.
“Saya harus bisa membawa kota ini ada di peta dunia. Artinya warga dunia bisa mengerti dan tahu bahwa ada kota yang namanya Surabaya. Alhamdhulillah terwujud,” kata Wali Kita Risma.
Ia menjelaskan, duka dan berbagai kesulitan yang dihadapi selama 10 tahun itu dinilainya sangat beraneka ragam. Salah satu yang paling memberikan kesan yakni upaya Wali Kota Risma dalam menutup lokalisasi Dolly. Bagi dia, penutupan lokalisasi itu merupakan langkah yang berat dan beresiko. Namun begitu, seiring dengan keberanian dan dukungan dari berbagai pihak, ia berhasil melewati prahara tersebut.
“Berikutnya, saat peristiwa bom dua tahun lalu. Itu adalah hal yang sangat menyedihkan dan berat untuk kami. Saya bersyukur bisa melewati semua itu,” lanjut dia.
Di kesempatan yang sama, Wali Kota Risma juga menceritakan sepenggal kisah yang membahagiakan selama bertugas. Ia menyebut, jika melihat data menunjukkan angka kemiskinan yang turun secara signifikan. Kemudian banyaknya apresiasi dan penghargaan yang tidak hanya diterima dalam negeri, tetapi bahkan dari luar negeri juga dapat melihat kemajuan kota.
“Lalu suhu udara turun, warga lebih ramah. Itu yang membuat orang asing atau wisatawan berkunjung ke kota ini. Dan masih banyak lagi tentunya. Kami sangat bersyukur Surabaya sudah semakin baik dari hari ke hari,” urainya. [iib]

Rate this article!
Tags: