Sepi Aktifitas, Pengunjung THR Surabaya Malah Ditarik Retribusi

Seorang penjaga pintu masuk area komplek kesenian di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya sedang menunggu pengunjung, Minggu (28/5) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Memasuki area komplek kesenian di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya membuat para pengunjung bertanya-tanya. Pandangan masyarakat terhadap gedung-gedung berkumpulnya seniman tersebut jauh dari dari harapan. Bangunan yang terkenal mangkrak ini jauh dari hiruk pikuk para seniman berproses.
Disamping itu, para penguni THR layaknya tinggal di pemukiman permanen. Puluhan anak-anak terlihat bermain di komplek kelompok Ludruk Irama Budaya asal Kota Pahlawan. Air kolam pun tampak hijau berlumut. Panggung yang berada persis diatas kolam menambahkan bahwa tidak ada perawatan serius. Atap-atap melompong berjatuhan di pelataran panggung.
Mirisnya lagi, ketika pengunjung memasuki kawasan THR tersebut tidak lepas dari biaya masuk yang ditarik oleh petugas penjaga pintu. Pengunjung ditarikĀ  Rp 2.000,- sekali masuk. Karcis berwarna kuning berlogo Pemkot Surabaya itu bertuliskan ‘Dengan membeli karcis telah membantu PAD demi kemajuan Kota Surabaya’.
Menurut petugas penjaga pintu masuk, Endro Sutrisno yang ini berdalih bahwa para pengunjung dikenakan tarif Rp 2.000,- sejak tahun 2012. Komplek THR yang berada persis dibelakang Hitech mall ini dibuka sejak pukul 10.30 sampai 15.00.
“Dikenakan tarif masuk ini memang sejak tahun 2012,” katanya saat ditanya Harian Bhirawa sejak kapan ada biaya tiket masuk, Minggu (28/5) kemarin.
Dari pengamatan Harian Bhirawa, di pagar pintu masuk terpampang poster bertuliskan pemberitahuan berlakunya peraturan daerah Kota Surabaya Nomor : 13 Tahun 2012 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga. Maka bagi pengunjung THR setiap kali masuk dikenakan retribusi masuk. Hari Senin-Sabtu dikenakan retribusi sebesar Rp 1.000,-. Hari Minggu sebesar Rp 2.000,-. Dan insidentil sebesar Rp 3.000,-.
Atas dikenakan retribusi tersebut, salah satu pengunjung pun mengaku kaget karena baru kali pertamanya dikenakan biaya masuk. Padahal, ia mengaku sering berkunjung di Hitech Mall seminggu sekali tidak ada biaya apapun disaat ia hendak ke THR.
“Kan banyak yang tutup itu penjual makanannya. Masak hanya makan saja harus bayar,” keluh warga Karanggayam, Sri Astuti.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro saat ditanya adanya tarif masuk THR, ia membantah. Menurut dia, ketika pengunjung masuk komplek THR tidak dipungut biaya apapun.
“Cuma kalau ada pertunjukkan kesenian harus membayar saat masuk di gedung keseniannya. Jadi, tidak ada kalau ada petugas yang menarik biaya masuk,” ujarnya. (geh)

Tags: