Sepi Pengunjung, Gagal Meraih Target PAD

Objek Wisata Waduk Widas di Madiun gagal meraih target PAD sektor pariwisata. Minimnya fasilitas diduga menjadi salah satu pemicu.

Objek Wisata Waduk Widas di Madiun gagal meraih target PAD sektor pariwisata. Minimnya fasilitas diduga menjadi salah satu pemicu.

Objek Wisata Waduk Widas Madiun
Kab Madiun, Bhirawa
Objek wisata Waduk Bening atau dikenal dengan Waduk Widas di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, sepi pengunjung hingga tak mampu meraih target PAD di sektor pariwisata.
Sepinya kunjungan wisatawan ke Waduk Widas sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pesona waduk hanya bisa menggaet pengunjung pada liburan Lebaran dan Tahun Baru. Itu pun jumlahnya juga tidak terlalu signifikan karena itu berimbas pada pendapatan tiket masuk.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Perindustrian, Koperasi, Perdagangan, dan Pariwisata (Dinkopindagpar) Kabupaten Madiun Isbani mengatakan, pendapatan dari tiket masuk di tahun lalu gagal memenuhi target. Dari target Rp 85 juta, hanya bisa terpenuhi sekitar Rp 82 juta saja.
“Di hari biasa seperti ini saat tidak ada libur panjang, paling hanya seratusan orang yang datang per hari,” ujar Isbani kepada Antara, Rabu (26/8).
Ia menjelaskan, target pendapatan yang ditetapkan untuk objek wisata Waduk Widas cenderung sama, yakni sekitar Rp 85 juta. Itupun masih dibagi tiga, yakni 30 persen masuk ke Pemkab Madiun, 60 persen masuk kas Jasa Tirta selaku pihak ketiga, dan 10 persen sisanya masuk ke kas Perhutani selaku pemangku wilayah.
“Dari tahun ke tahun memang tidak ada kenaikan pengunjung yang signifikan. Itu terlihat dari besaran PAD yang cenderung statis setiap tahunnya. Paling, pengunjung melonjak saat liburan Lebaran dan akhir tahun,” katanya.
Saking sepinya pengunjung, kawasan wisata yang berupa hutan dan bendungan itu juga sering disalahgunakan untuk tempat pacaran. Pihaknya sendiri mengaku kesulitan untuk menjaga kawasan wisata Waduk Widas steril dari kegiatan tidak sepantasnya tersebut.
“Sepanjang itu masih dalam batas kewajaran bisa dimaklumi. Kecuali kalau pacarannya sampai kebablasan, tentu tidak dibenarkan dan pasti ditindak,” terang dia.
Untuk menarik minat berwisata ke Waduk Widas, pihaknya telah memberikan bantuan fasilitas mainan dan tenda non permanen di kawasan wisata tersebut untuk aktivitas pemancingan.
Dinkopindagpar juga rutin menjalin komunikasi dengan dua pihak pengelola lainnya, yakni Jasa Tirta maupun Perhutani, dalam hal ini KPH Saradan. Pihaknya mengklaim, tahun lalu telah menganggarkan dana sekitar Rp 50 juta untuk pengadaan tambahan fasilitas. Diharapkan dengan demikian, tingkat kunjungan ke Waduk Widas akan meningkat.
Nia (32), salah satu pengunjung mengatakan  Waduk Widas mengatakan infratruktur di objek wisata ini kurang memadai.  Fasilitas minim, kalaupun ada fasilitas juga perlu perawatan agar tidak membahayakan pengunjung.  “Perlu ada tambahan fasilitas untuk pengunjung, terutama anak-anak,” katanya. [Sudarno]

Tags: