September 2015, Progres Realisasi Fisik 35,74%

Eksotisme salah satu pantai di Prigi. Pemerintah akan menjadikan Prigi sebagai Kota Maritim.

Eksotisme salah satu pantai di Prigi. Pemerintah akan menjadikan Prigi sebagai Kota Maritim.

Prigi Dikembangkan Jadi Kota Maritim
Jakarta, Bhirawa
Menteri PUPR Basuki Hadimulyono mengakui adanya kelambatan serapan pada tahun anggaran 2015. Mengatasi kelambatan tersebut, berbagai upaya percepatan telah dibuat pemerintah.
Antara lain dengan instruksi menambah personel dan peralatan di lapangan serta jam kerja 7 hari dalam seminggu dengan 2 shifting. Juga instruksi untuk menyiapkan secara dini, dokumen pendukung pelelangan Agustus 2015 untuk paket-paket strategis nasional 2016.
“Progres realisasi fisik dan keuangan per 2 September 2015, progres fisik 35,74% dan keuangan 33,04%. Waktu tersisa 3 bulan untuk serap anggaran yang tersisa Rp79,44 triliun, perlu usaha Progres pelelangan sampai 2 September dari 14.669 paket terdiri dari sudah terkontrak 12.895 paket senilai Rp 80,71 triliun, lagi proses kontrak 1.236 paket senilai Rp 8,45 triliun, dan belum lelang 538 paket senilai Rp 1,73 triliun,” papar Basuki seusai raker dengan tema Percepatan Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2015 dan Penyiapan Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggarn 2016, Kamis (3/9).
Di tempat yang sama, Kepala BPIW (Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah) KemenPUPR Hermanto Dardak menyatakan untuk mendukung koneksitas guna peningkatan produktivitas, efisiensi dan pelayanan sistem logistik nasional di Jawa Timur, pemerintah akan menjadikan Prigi sebagai Kota Maritim. Kota Prigi di pantai Selatan, selama ini adalah pelabuhan ikan terbesar di Jatim. Ke depan Prigi, bakal dikembangkan untuk mengimbangi aktivitas ekonomi regional yang selama ini terkonsentrasi di Malang dan Jogjakarta.
“Di koridor Jatim Selatan, kutub pertumbuhan Malang dan Jogja diupayakan bisa menyebar hingga Tulungagung-Trenggalek-Prigi- Ponorogo. Sedang di koridor Utara dan Tengah di Jatim, Surabaya-Jombang dikembangkan arus utama perdagangan dan distribusi logistik melalui jalur darat, laut (pelabuhan) dan udara (bandara),” Hermanto Dardak.
Dikatakannya, untuk mempercepat pembangunan guna menghapus disparitas koridor Utara-Tengah-Selatn di Jatim, di koridor Selatan, poros Prigi-Trenggalek bisa dikembangkan agribisnis salak, kelapa dan batu marmer. Prigi selama ini sudah jadi kota wisata pantai dan wisata pelabuh an ikan. Lalu poros Panggul-Prigi-Popoh juga untuk pngembangan wisata pantai dan industri perikanan. Sedang poros Ponorogo-Trenggalek dan Trenggalek-Tulungagung, dikembangkan untuk agribisnis dan industri kerajinan.
“Di koridor Utara-Tengah di Jatim, Semarang-Surakarta dan Surabaya-Jombang sudah mulai berkembang sebagai arus utama per dagangan dan distribusi logistik. Lewat jalur darat, laut dan udara. Diperlukan penguatan keterkaitan wilayah Timur-Barat di bagian Selatan Jawa dan keterkaitan wilayah antar Utara-Selatan Jawa,” lanjut Hermanto Dardak. [ira]

Tags: