September 2017, Ekspor Jatim Alami Penurunan

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ekspor Jatim September 2017 mengalami penurunan sebesar 11,39 persen dibandingkan Agustus, (1,95 miliar dollar AS menjadi 1,73 miliar dollar AS). Penurunan tersebut terjadi karena penurunan komoditi non migas.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim Teguh Pramono mengatakan, ekspor komoditi non migas mengalami penurunan yang cukup besar jika dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,95 miliar dollar AS pada Agustus 2017 menjadi 1,73 dollar AS pada September 2017  alias turun 11,39 persen.
“Nilai ekspor tersebut merupakan 94,05 persen dari total ekspor bulan ini,” katanya saat menyampaikan rilisnya di kantor BPS Jatim, Senin (16/10).
Sementara itu, lanjutnya, kenaikan tipis terjadi pada komoditi migas (1,04 persen). Ekspor migas naik menjadi  102,60 ribu  dollar AS pada September, setelah bulan sebelumnya mencapai 101,54 ribu dollar AS.
“Komoditi migas hanya mencakup 5,95 persen total ekspor Jatim pada September 2017. Hal inilah yang menyebabkan kenaikan komoditi migas tidak bisa menutupi penurunan ekspor
komoditi non migas yang cukup besar,” katanya.
Jika dikelompokkan berdasarkan kelompok barang (HS) 2 digit, maka pada September 2017, kelompok perhiasan/permata (HS 71) kembali merupakan komoditi ekspor utama Jatim.
Dikatakannya,  nilai itu mengalami penurunan sebesar 24,17 persen jika dibandingkan dengan transaksi sebelumnya yang mencapai 419,43 juta dollar AS. Kelompok barang perhiasan/permata berkontribusi sebesar 19,60 persen pada total ekspor non migas Jatim
bulan ini.
Kelompok barang yang menduduki peringkat kedua adalah kelompok barang tembaga (HS 74) dengan nilai ekspor sebesar 127,86 ribu dollar AS. Kelompok barang ini turun 15,49 persen dari
bulan sebelumnya dan menyumbang sekitar 7,88 persen dari total ekspor nonmigas. Kelompok komoditi ini utamanya dikirim ke Malaysia sebesar 35,36 juta dollar AS.
Kelompok negara ASEAN masih menjadi negara tujuan utama ekspor non migas Jatim selama Januari-September 2017. Singapura menjadi negara utama dengan peranan sebesar
6,96 persen dari total ekspor non migas Jawa Timur, diikuti Malaysia dengan peranan sebesar 6,11 persen dan Thailand dengan peranan sebesar 2,99 persen.
Selama kurun waktu sembilan bulan terakhir, hanya barang ekspor menuju Thailand yang mengalami kenaikan (21,13 persen), sedangkan dua negara lainnya mengalami penurunan.
Selama Januari-September 2017, hampir semua negara di kelompok negara Uni Eropa mengalami penurunan ekspor non migas.
“Hal ini perlu dicermati lebih lanjut, apakah ada penurunan minat beli dari kawasan Eropa, atau pengalihan pangsa pasar,” ujarnya.
Di antara ekspor Jatim ke negara-negara Uni Eropa, dikatakannya, ekspor ke Jerman adalah satu-satunya yang mengalami kenaikan (2,95 persen). Ekspor ke negara Belanda merupakan ekspor yang terbesar dengan nilai ekspor mencapai 302,28 juta dollar AS, diikuti oleh Jerman dengan peranan 2,20 persen dengan nilai ekspor mencapai 239,20 juta dollar AS. [rac]

Tags: