Serangan DB di Mojokerto – Jombang Sangat Dahsyat

Segenap anggota Kodim 0814 sedang melakukan pengasapan untuk mematikan nyamuk yang menularkan penyakit DB. [hasan amin/bhirawa]

Segenap anggota Kodim 0814 sedang melakukan pengasapan untuk mematikan nyamuk yang menularkan penyakit DB. [hasan amin/bhirawa]

Mojokerto, Bhirawa
Demam Bardarah Dengue (DBD) mewabah bahkan ganasnya serangan DBD di wilayah Korem 082 CPYJ Mojokerto, mengakibatkan dua orang asal Kec Mojosari dan Kec Sooko meninggal dunia. Sedangkan di Kab Jombang juga memakan korban dua orang berasal dari Desa Puton, Kec Diwek.
Hal inilah menimbulkan keprihatinan Komando Resor Militer 082/CPYJ untuk segera memerintahkan Komando Distrik Militer (Kodim) dan jajarannya untuk segera mengambil langkah kongkrit. Diantaranya yang sudah bergerak lebih dahulu Kodim 0814 Jombang. Korps TNI AD ini langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengasapan atau fogging. Selain itu, jajaran Kodim 0814 Jombang melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) memantau jentik, membersihkan lingkungan, serta menggerakkan program 3 M.
Lokasi yang dipilih yakni Dusun Sanan, Desa Puton, Kec Diwek yang merupakan salah satu kawasan endemik DBD, Kamis dan Jumat pekan lalu melakukan pengasapan bersama warga setempat dan melakukan kerja bhakti. Kebun milik warga yang kotor disisir dan dibersihkan. Bahkan Dandim 0814 Jombang, Letkol Arh M Fatkhurrahman, juga ikut turun untuk memantau dimulai pengasapan.
Bukan hanya itu, Letkol Fatkhurrahman bersama Tim Jumantik (Juru Pemantau Jentik) juga memeriksa kamar mandi warga, guna memantau jentik nyamuk. Tujuannya melakukan kegiatan ini untuk meminimalisir serangan DBD.
”Jika melakukan kegiatan seperti ini tak cukup hanya sekali tapi harus berkesinambungan, maka dihimbau kepada masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan karena DBD lebih ganas dari pada teroris. Beberapa kasus memang terjadi hingga membawa korban jiwa, karena keterlambatan pihak keluarga membawa ke RS,” ujar Dandim.
Secara teknis, Kodim 0814 akan mengoptimalkan keberadaan aparat TNI yang bertugas di desa atau Babinsa, untuk melakukan deteksi warga yang diduga mengidap DBD. Data dari Babinsa akan dilaporkan ke Puskesmas setempat, kemudian petugas akan mengambil sampel darah pasien. Jika positif mengidap DBD, akan melakukan langkah evakuasi.
Sementara itu Kepala Desa Puton, Pardjono, membenarkan jika serangan DBD di desanya mengganas. Dia merinci, Bulan Januari ini saja sudah ada dua warganya yang meninggal dunia karena gigitan nyamuk. Masing-masing korban bernama Zaki (7) dan Ikhsan Baihaqi (15). Dua korban itu meninggal di RSUD Jombang. ”Saat ini masih ada dua warga Dusun Sanan, Desa Puton yang dirawat di RS Jombang karena DBD,” pungkas Pardjono.
Hadir dalam fogging itu, diantaranya Agus S selaku Camat Diwek, Dr Hexawan Tjahja Widada selaku kepala Puskesmas Cukir, Kapten Inf Nasrulloh Selaku Danramil Diwek, Aipda Gatot Waka Polsek Diwek dan warga masyarakat Dusun Sanan. [min]

Tags: