Serap Aspirasi, Garap Literasi di Kota Batu

Suasana audiensi literasi yang digelar Dindik Kota Batu di Balaikota dengan melibatkan komunitas literasi dengan para stake holder pendidikan.

Kota Batu, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu terus berupaya meningkatkan minat dan budaya membaca para pelajar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Karena itu kemarin (24/1) bertempat di ruang rapat 3B Balaikota Batu, mereka mengadakan audiensi peningkatan literasi dengan melibatkan para guru, kepala sekolah, pelajar, dan tokoh masyarakat.
“Kita akan membina semua komunitas literasi yang ada di masyarakat untuk kemudian dibentuk komunitas bersama/ besar literasi,” ujar Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Kota Batu, Abdul Rais, Kamis (24/1).
Dia menjelaskan dengan pertemuan atau audiensi literasi ini diharapkan akan memunculkan ide dan gagasan terkait upaya menghidupkan dan mengoptimalkan komunitas literasi yang telah ada. Apalagi ada sekitar 30 komunitas literasi yang sudah ada dan berkembang di kota Batu.
“Dari komunitas lterasi yang telah ada ini akan kita bina agar bisa berdaya guna dan lebih bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,”tambah Rais.
Untuk mencapai hal tersebut, Dindik melalui Komunitas Literasi Bermakna (KLB) mengajak para guru, pelajar, dan tokoh masyarakat untuk beraudiensi dan sharing pengalaman dengan para pegiat literasi dari ibu kota. Di antaranya, Budi Setiawan dari komunitas Kampus Guru Cikal Jakarta, dan Yulia dan komunitas Keluarga Kita.
Dengan audiensi kemarin, pegiat literasi Kota Batu diajak untuk mencari/ menemukan kiat atau format untuk meningkatkan kemampuan dan budaya baca, termasuk kemampuan numerasi atau penguasaan angka-angka, dan kemampuan leadership untuk para Kepala Sekolah dan manajer komunitas literasi.
“Selain mengoptimalkan para guru belajar, juga diperlukan pemberdayaan orangtua dalam mengajak anaknya belajar dan membaca. Karena saat ini saat sulit mengajak para orang tua untuk ikut terlibat dalam program literasi,”ujar Yulia, pemateri dari komunitas Keluarga Kita.
Untuk itulah, Yulia mengajak dalam membangun dunia literasi dan pendidikan yang sehat jangan ada sikap saling menyalahkan antara Sekolah dan Keluarga. Artinya, jangan sampai ada sikap saling lempar tanggung jawab ketika ingin meningkatkan budaya literasi yang lebih baik. [nas]

Tags: