Serapan Beras Bulog Masih Minim

Sejumlah pekerja buruh tani sedang memanen padinya diwilayah barat Bojonegoro.

Sejumlah pekerja buruh tani sedang memanen padinya diwilayah barat Bojonegoro.

Kab Madiun, Bhirawa
Musim panen 2015 hingga 9 April ini, penyerapan pengadaan pangan gabah dan beras dari hasil panen petani baru terserap 426 ton setara beras dari target 52.000 ton.  Meski demikian Bulog Sub Divre Madiun  pengadaan pangan pada 2015, optimis tercapai 100 %. Kondisi yang sama juga terjadi di Bojonegoro yang baru bisa menyerap beras dari petani 2.400 ton.
Menurut Wakil Kepala Bulog Sub Divre Madiun Arya Gathasidharma, kalau dalam penyerapan pengadaan pangan dari hasil panen petani pada tahun 2015 ini dinilai agak lamban. Karena di Ngawi dan Madiun pada bulan Februari 2015 sudah panen , belum ada surah dari pemerintah perihal, Harga  Pembeliaqn Pemerintah (HPP).
Karena itu lanjut Arya, disaat Februari Ngawi dan Madiun sudah panen, Sub Divre Madiun menggunakan HPP lama Rp 6.500/Kg. Sedang harga di luar atau pasaran umum lebih tinggi, sehinga secara otomatis, petani menjual hasil panennya memilih menjual ke pasaran umum ketimbang ke Sub Divre.yang harganya lebih rendah.
Dengan demikian, Sub Divre Madiun baru melakukan pembelian gabah hasil panen petani setelah surat dari pemerintah perihal HPP pada 17 Maret 2015 lalu baru turun  Dimana dalam HPP itu disebutkan/dicantumkan, untuk beras medium Rp 7.300/Kg. atau terurai seperti diatas.
“Itulah kenapa penyerapan pengadaan pangan dari hasil panen petani Sub Divre Madiun  baru mencapai 426 ton setara beras. Ya karena Sub Divre Madiun kehilangan mementum, yang mana di saat panen tiba,  HPP dari pemerintah pusat belum turun dan baru turun pada 17 Maret 2015 lalu, petani sudah  persiapan musim tanam ke II,”terang Arya, Kamis (9/4).
Sementara itu, adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tentang pembelian beras di tingkat petani yang baru, Bulog Sub Divre III Bojonegoro sejauh ini baru menyerap 2400 ton setara beras.
“Kita sejauh ini baru mampu menyerap 2400 ton setara beras,” kata Kepala Bulog Bojonegoro, Efdal.
Menurutnya, jumlah tersebut terdiri dari gabah 1.250 ton dan beras 1.620 ton. Dan jumlah itu sendiri baru dilaksanakan pihaknya sejak tanggal 17 maret lalu sejak berlakukan intruksi presiden (inpres) tentang HPP. “Pembelian kita lakukan setelah inpres tentang HPP yang baru turun, kemudian kita baru melaksanakan pembelian di tingkat petani,” ujarnya.
Ditambahkan, sejauh ini sendiri pihaknya sudah melakukan pembelian gabah di tingkat petani di tiga Kabupaten diwilayahnya yakni Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Dan itu akan berlansung hingga akhir tahun nanti.
“Pembelian kita lakukan merata di Tuban, Lamongan dan Bojonegoro, untuk puncak pembelian di bulan April dan Mei. Dalam dua bulan itu kita targetkan bisa menyerap 75 ribu ton beras maupun gabah,” ungkapnya.
Ditambahkan, pihaknya mengharapkan kepada mitra maupun gapoktan segera melakukan kontrak dengan bulog sehingga target sebanyak 98.000 ton setara beras bisa tercapai. Dan sementara itu untuk tunggakan berjalan raskin sejauh ini masih lebih baik ketimbang tahun 2014 kemarin. [dar.bas]

Rate this article!
Tags: