Seratus Desa di Kabupaten Malang Rawan Bencana Alam

Desa Pujiarjo, Kec Tirtoyudo, Kab Malang sebagai salah satu desa yang rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, yang beberapa tahun lalu diterjang bencana banjir bandang yang menyebabkan puluhan rumah warga rusak

Kab Malang, Bhirawa
Setidaknya seratus desa di kabupaten Malang Kabupaten Malang rawan bencana alam baik banjir dan tanah longsor. Mengantisipasi datangnya bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Malang membuka lima posko penanggulangan bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan, Minggu (4/2), kepada wartawan, menyatakan di Kabupaten Malang ini terdapat 100 desa yang rawan terjadinya bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Desa rawan bencana ini, lanjutnya tersebar di 33 kecamatan.
“Desa yang rawan terjadinya banjir dan tanah longsor berada di wilayah Malang Selatan dan Malang Barat,” jelasnya.
Secara geografis, masih dia jelaskan, di kabupaten Malang terdapat Sedangkan jumlah desa yang ada di wilayah kabupaten ini, yakni terdapat 378 desa dan ditambah 12 kelurahan. Wilayah Kabupaten Malang ini merupakan daerah rawan bencana.
Bahkan, setelah dipetakan , lanjut Bambang ,terdapat 100 desa yang rawan bencana banjir dan tanah longsor. Dan daerah yang sudah kita petakan tersebut, rata-rata penduduknya bermukim di pesisir pantai, dekat aliran sungai, dan lereng bukit.
“Kami selalu menghimbau kepada masyarakat agar terus meningkatkan kewasdaan terjadinya banjir dan tanah longsor. Mengingat curah hujan yang mengguyur Kabupaten Malang tidak seperti biasa. Sehingga penduduk yang tinggal di pesisir panta, dekat aliran sungai, dan lereng bukit harus ekstra waspada,” kata Bambang.
Diungkapkan, BPBD saat ini telah melakukan siaga dengan membuka posko di lima titik, seperti di wilayah Malang Barat yaitu Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon, dan ketiga daerah itu sebagai jalur utama Malang-Kediri-Jombang.
Sedangkan untuk Malang Selatan, posko dibuka di wilayah Tirtoyudo yang merupakan jalur utama Malang-Lumajang. Serta pihaknya juga membuka posko penanngulangan bencana di wilayah Kecamatan Poncokusumo, karena wilayah tersebut merupakan jalur menuju wisata Gunung Bromo.
“Lima posko yang kami buka itu, tidak hanya personil saja yang kami tempatkan, namun juga beserta peralatan guna untuk penanganan bencana alam. Sedangkan ke lima posko itu berjaga 24 jam, sehingga diharapkan mampu bergerak cepat dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi, baik longsor maupun banjir,” tutur dia.
Ditegaskan Bambang, pihaknya tak henti-hentinya menghimbau masyarakat yang bermukim di dekat aliran sungai, pesisir pantai, dan lereng bukit untuk meningkatkan kewasdaaan. Sebab, itensitas hujan di wilayah Kabupaten Malang selain cukup tinggi, kondisi cuaca juga sulit untuk diprediksi.
“Oleh karena itu, masyarakat harus ekstra waspada agar jika terjadi banjir dan tanah longsor bisa secepatnya menyelamatkan diri. Dan masyarakat juga harus melaporkan kepada personil BPBD yang ada di posko penanggulangan bencana, jika wilayah desanya diterjang banjir dan tanah longsor,” pintahnya.
Ia menambahkan, peristiwa bencana alam terakhir terjadi pada Jumat (2/2) malam, di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, tiga rumah warga rusak akibat tertimpa longsoran tanah. Karena sebelum terjadi tanah longsor wilayah desa tersebut diguyur hujan lebat, sehingga menyebabkan rumah warga rusak.
Namun dalam kejadian itu, tidak membawa korban jiwa, warga hanya mengalami kerugian material saja.
“Dan sebelum tiga rumah warga di Desa Bendosari rusak akibat longsoran tanah, sebelumnya pada Kamis (1/2) malam, di jalan raya yang menghubungkan Malang-Kediri-Jombang, masuk Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, juga terjadi tanah longsor yang menyebabkan jalan raya tersebut tertutup timbunan tanah, tapi juga tidak ada korban jiwa,” pungkas Bambang. [cyn]

Tags: