Sering Celakakan Pengguna Jalan, Proyek Jalan Nasional Diprotes Warga

Warga Peterongan, Jombang memprotes proyek pembangunan jalan nasional dengan demo di Kantor Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Pembantu Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Mojokerto di Jombang, di Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Jombang, Kamis sore (06/09). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Puluhan warga Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang memprotes proyek pelebaran jalan nasional di sepanjang Jalan Raya Peterongan, Jombang. Warga melakukan protes karena sudah ada korban yang sudah berjatuhan akibat kecelakaan di jalur tersebut. Warga menilai proyek pembangunan jalan yang kurang memenuhi standart keamanan.
Dengan mengatasnamakan Aliansi Peterongan Bersatu, warga menggelar unjuk rasa di halaman Dinas PU Binar Marga Provinsi Jatim, Pembantu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Mojokerto di Jombang, di Jalan Raya KH Wahid Hasyim, Kota Jombang Kamis sore (06/09), sekitar pukul 14.30 WIB.
Sadan (25), salah satu pendemo, secara lantang menyuarakan aspirasi warga Peterongan terhadap dampak lingkungan yang disebabkan oleh proyek pembangunan jalan nasional tersebut.
“Pembangunan jalan sudah mulai meresahkan warga Peterongan. Kami tegas menolak ini,” ujar Sadan dalam orasinya.
Penolakan pembangunan jalan yang dinilai meresakan warga tersebut juga diungkapkan oleh Koordinator Aksi, Jagat Putra Dona (28), warga Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Jombang.
Jagat mengatakan, bahwa masyarakat Kecamatan Peterongan menjadi ‘Tumbal’ dari sebuah pembangunan nasional. Menurutnya, sedikitnya sudah ada lima warga yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas, sepanjang proyek jalan tersebut berlangsung.
“Korban-korban yang sudah berjatuhan ini saya minta untuk dikawal asuransinya dan hak-haknya. Mereka ini menjadi tumbal dari pembangunan nasional,” ucap Jagat.
Jagat pun menambahkan, keresahan warga terhadap debu-debu yang disebabkan oleh pembangunan jalan serta minimnya pembatas atau rambu-rambu jalan di lokasi proyek.
“Kita menuntut adanya evaluasi dari proyek pembangunan jalan. Dampak lingkungannya, seperti debu dan kontur tanah yang berantakan, yang mengakibatkan kecelakaan. Kita lihat, disana tidak ada pembatas,” ulasnya.
Mereka meminta agar tuntutan warga Kecamatan Peterongan tersebut segera disikapi oleh pihak terkait. Jika tidak, maka massa aksi akan berkoordinasi dengan seluruh warga Peterongan untuk bersama-sama menutup proyek jalan nasional tersebut.
“Jika tuntutan kita tidak segera direalisasikan, maka dengan keras kita bersama warga akan menutup jalan agar tidak menjadi tumbal pembangunan,” tandas Jagat.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas PU Binar Marga Provinsi Jatim, Pembantu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Mojokerto di Jombang yang berhasil ditemui warga saat demo bernama Drajat Santoso memberikan penjelasan bahwa akan menyampaikan aspirasi warga Peterongan terhadap keluhan pembangunan jalan nasional di Kecamatan Peterongan, Jombang.
Drajat pun menjelaskan bahwa proyek pembangunan jalan nasional tersebut di bawah tanggung jawab Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dan bukan wewenang Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur.
“Insyallah nanti saya kabarkan kesana (Balai Besar ) bahwasanya hari ini ada tuntutan dari warga Peterongan,” pungkas Drajat.(rif)

Tags: