Sering Terpaksa Tinggalkan Kelas

Karina Sabrina

Karina Sabrina
Tak ada yang sia-sia dari sebuah perjuangan. Begitulah hasil yang dipetik Karina Sabrina. Gadis 18 tahun itu dinyatakan lolos masuk perguruan tinggi melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR pada Rabu (08/04) lalu.
Karina sapaan akrab nya mengakui perjuangan dia selama ini cukup panjang dalam meraih cita-citanya. Dara yang menggemari dunia jurnalistik sejak duduk di bangku SMA itu beberapa kali terpaksa harus meninggalkan kelas untuk liputan pada berbagai kesempatan.
“Dari kelas satu SMA saya ikut ekstrakulikuler jurnalistik, jadi seringkali tertinggal pelajaran. Saya harus sadar dan aktif tanya ke guru dan teman,” ujar remaja kelahiran Canberra, 27 Agustus 2002 tersebut.
Meskipun begitu, kegemaran tersebut justru menjadi motivasi dan semangat Karina untuk belajar dan menggapai mimpi. “Aku tahu masuk ke FK UNAIR itu sulit dan menjadi impian banyak orang. Alhamdulillah juga ini sudah jadi cita-cita dari TK. Aku sangat bersyukur,” ungkapnya.
Sejak awal SMA, Karina memang telah memantapkan hati untuk kuliah di Fakultas Kedokteran. Dia tahu jalan yang ditempuhnya akan penuh dengan perjuangan.
Karina bersyukur orang tuanya memberikan dukungan besar, sehingga dia berhasil lolos SNMPTN. Selain backup doa dan support, orangtua Karina sepenuhnya membebaskan dia untuk memilih bimbel online ataupun offline.
“Aku nggak les di luar. Malam pulang sekolah ngerjain PR terus belajar untuk besok. Biasanya aku cari moodbooster dulu untuk belajar. Kadang nonton video atau mendengarkan musik. Kalau ada yang bingung, aku biasanya tanya guru sekolah kadang di luar jam kelas juga. Materi yang disampaikan guru itu nggak langsung aku tulis, aku kembangkan supaya lebih paham lagi,” tambahnya.
Selain itu, Karina juga aktif mengikuti kompetisi akademik maupun non-akademik. Ia pernah mewakili sekolah pada olimpiade sains tingkat kota di bidang matematika.
“Saya juga sering ikut seminar, kegiatan jurnalistik, dan kegiatan perfilman,” ujar Karina yang merupakan panitia Jazz Traffic Festival 2018 itu.
Karina mengaku aktivitas yang padat tidak menyulitkan dia untuk belajar. Bagi anggota Komunitas Suara Surabaya Muda tersebut, penting untuk menikmati proses belajar.
“Jalani aja. Nikmati prosesnya yang penting kita nggak diam di tempat. Lambat laun kita bisa menimbang mana yang lebih penting dan harus didahulukan,” ungkap anak sulung dari dua bersaudara itu.
Gadis asal Surabaya itu pernah harus melaksanakan ujian susulan secara lisan karena tertinggal ujian. Nilai rapor Karina juga sempat naik turun. Hal itu tentu saja membuat dia agak was-was untuk tembus SNMPTN.
“Kekhawatiran pasti ada, tapi kata impossible itu bisa jadi I’m possible dimana huruf I dan M kita gerakkan dengan usaha-usaha, baik secara lahir maupun batin. Karen aku juga punya motti Good behaviour, best inspiration,” tandasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: