Serius Merespon Perubahan Iklim

Belakangan ini, isu perubahan iklim tengah santer menjadi perhatian publik dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, perubahan iklim di dunia telah meningkatkan tingkat ketidakpastian tentang masa depan. Sementara, dampak perubahan iklim telah menjadi lebih kentara dari waktu ke waktu di seluruh dunia. Oleh sebab itu, berbagai cara dan antisipasi dalam memerangi perubahan iklim inipun dibutuhkan kemitraan dalam meminimalisasi segala dampak yang memungkinkan terjadi karena perubahan iklim dunia ini.

Itu artinya, upaya mengatasi dampak perubahan iklim membutuhkan komitmen bersama untuk mengatasinya karena perubahan iklim, sebagaimana tantangan lingkungan lainnya, memiliki dampak yang sangat besar terhadap ekonomi, masyarakat, dan bahkan politik. Oleh karena itu, Indonesia terus menjadi contoh yang telah berhasil mengurangi tingkat deforestasi hingga 75 persen, terendah dalam sejarah. Terlebih, negeri ini memiliki komitmen menurunkan emisi 29 dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030, (Kompas, 25/10/2021).

Oleh sebab itu, upaya menangani perubahan iklim di negeri ini perlu terus ditingkatkan, mengingat penanganan perubahan iklim dalam rangka pengurangan emisi tertera jelas komitmennya dalam Persetujuan Paris (Paris Agreement). Terlebih, isu perubahan iklim dan lingkungan hidup tidak dapat dilepaskan dari isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustaianable Development Goals/SDGs). Dengan begitu, dibutuhkan keseimbangan antara menjaga alam dan menciptakan pembangunan. Sedangkan untuk mewujudkan keseimbangan tersebut, tentu diperlukan kerja sama semua pihak.

Berangkat dari kenyataan itulah, maka langkah-langkah konkret yang telah dicapai oleh Indonesia sebagai komitmennya dalam menangani perubahan iklim perlu dipertahankan dan tingkatkan. Seperti, pemenuhan komitmen ini disumbang dari turunnya kebakaran hutan, penurunan emisi hutan dan tata guna lahan, deforestasi hutan yang mencapai tingkat terendah, dan rehabilitasi mangrove yang mencapai 600 ribu hektar. Terlebih, Presiden Jokowi pernah menyampaikan di Uni Eropa bahwa faktor teknologi dengan harga terjangkau (affordable technology) dan investasi sangat penting bagi semua negara untuk melakukan transisi energi, demi suksesnya transisi energi. Termasuk dalam upaya memerangi perubahan iklim.

Muhammad Yusuf
Dosen PPKn Univ. Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Tags: