Seruan “Bih-Hal” untuk Palestina

Israel dan PalestinaKeberingasan kemanusiaan dan kegaduhan politik yang ditimbulkan oleh ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) sangat mencemaskan negara-negara Islam. Sekaligus bagai gerakan sistemik untuk “melupakan” nasib negara bangsa Palestina menjadi “terlupakan.” Itulah tema utama KTT-LB (Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa) Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jakarta. Anggota OKI diharapkan meningkatkan peran untuk mewujudkan Palestina yang damai dan tenteram.
Langkah kongkretnya, seluruh negara OKI diserukan membuka perwakilan (konsul jenderal) di berbagai daerah di Palestina, sebanyak-banyaknya. Semakin banyak konsulat (di daerah-daerah Palestina, dibawahkan oleh Kedutaan Besar), akan menjadi “benteng” keamanan bangsa Palestina. Juga semakin banyak program sektoral (berbagai bidang) untuk membantu Palestina. Terutama kerjasama sektor pangan dan obat-obatan.
Sektor lain yang bisa di-kerjasama-kan, misalnya pertukaran budaya, dan ekspor dan impor tekstil. Ingat misalnya, kota Yerusalem (sebagai kota suci agama-agama), menjadi tujuan wisata internasional utama dunia. Palestina juga memiliki potensi bidang tekstil tenun tradisional yang sangat kesohor di dunia. Antaralain wool dari bulu biri-biri terbaik di dunia. Dan parfum terbaik yang “diekspor” ke Perancis dan Spanyol. Dulu sebelum dihancurkan oleh rezim zionis, Palestina menjadi pos terpenting pada jalur “silk road.”
Membunuh sesama muslim berlatar politik, kini menjadi isu politik paling mencemaskan. Pemberontakan di Suriyah, kini menjadi arena pembantaian muslim oleh pasukan koalisi negara asing yang non-muslim. Begitu pula pemberontakan di Yaman yang dipimpin oleh mantan presiden (terguling), telah memicu ketegangan. Arab Saudi, sebagai super power jazirah Arab, terlibat invasi militer. Sebelumnya, negara muslim Timur Tengah telah menjadi “bulan-bulanan” politik lebih dari lima dekade.
Seolah-olah radikalisme Timur Tengah, tidak tunduk pada kaidah agama (Islam)? Keberingasan suku nomaden (tempat tinggal tidak tetap) zaman jahiliyah, ternyata tetap “dipelihara.” Dimulai dari Israil (dalam bahasa Indonesia “Israil” bermakna suku yang di-perjalankan, nomaden). Kini, beberapa komunitas beragama Islam, juga menjadi “israil,” nomaden, karena dianggap sebagai teroris. Ditambah teroris sejati, yang terbentuk sebagai hasil kerja intelijen asing non-muslim.
Suasana politik negeri muslim di Asia Tengah sampai Afrika, terasa bagai medan perang saudara. Ini menjadi keprihatinan Indonesia yang akan menjadi tuan-rumah peringatan KTT OKI tahun 2018. Seruan Jakarta yang disepakati pada KTT Luar Biasa, akan dimonitoring hasilnya pada tahun 2018. Seruan Jakarta, dianggap sebagai pra-proposal. Setiap negara anggota OKI akan meng-evaluasi langkah kongkretnya. Manakala dianggap kurang, wajib dibantu oleh negara lainnya.
Sebanyak lebih dari 600 delegasi dari 57 negara anggota OKI telah mengikuti sidang pejabat tingkat tinggi dan dewan menteri luar negeri, pada pekan lalu. Beberapa Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara juga hadir. Indonesia, memapar proposal akan mendirikan konsulat jenderal di Ramallah. Selain itu Dukungan dan kontribusi Indonesia untuk Palestina juga ditunjukkan melalui bantuan kepada pemerintah dan masyarakat Palestina, antara lain bantuan kemanusiaan sebesar US$1 juta.
KTT Luar Biasa OKI nyaris tanpa pemberitaan yang memadai. Ini bisa dipahami, karena hanya menghasilan seruan Jakarta berupa pra-proposal. Namun sebenarnya, inilah upaya bil-hal (riil) yang bisa direalisasi. Tak kalah penting dibanding “Proposal Perancis” yang bersifat politik. Parlemen Prancis dengan suara mayoritas (sejak 2 Desember 2014 lalu) meminta pemerintah mengakui negara Palestina.
Diharapkan pengakuan ini akan mempercepat diwujudkannya perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Kenyataannya, realisasi dari pengakuan Perancis belum menunjukkan perbaikan nasib Palestina. Padahal Perancis, merupakan salahsatu negara yang memiliki hak veto di PBB. Maka, “Seruan Jakarta” diharapkan lebih masuk akal direalisasikan, tanpa kegaduhan politik.

                                                                                                                   ———– 000 ———–

Rate this article!
Tags: