Setarakan Kualitas, Dindik Siapkan SMK Pengampu

Wahid Wahyudi meninjau bengkel otomotif saat mengunjungi SMKN 1 Rejotangan, Kamis (4/2).

Tulungagung, Bhirawa
Sekolah kejuruan sangat membutuhkan sarana prasarana sebagai faktor pendukung dalam peningkatan kualitas lulusan. Namun, tidak semua lembaga SMK mempunyai fasilitas sarana prasarana yang mumpuni.
Karenanya, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menyiapkan sekolah pengampu untuk mendampingi SMK yang kurang fasilitas sarana prasarana dan sumber daya manusia. Diantaranya SMKN 1 Boyolangu dan SMKN 1 Rejotangan.
Dalam kunjungannya di dua SMK Negeri di Tulungagung, Kamis (4/2) kemarin, Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi menilai kedua kualitas SMK di Tulungagung tidak kalah dengan SMK di Surabaya. Seperti SMKN 1 Boyolangu yang mewajibkan siswanya untuk menguasai dua bahasa asing yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Tak hanya itu, setiap Hari Rabu, SMK ini mewajibkan warga sekolahnya untuk menggunakan bahasa asing. Pasalnya, pihak sekolah juga telah membentuk kampung bahasa bagi masyarakat.
“Di tahun 2021 ini SMK Boyolangu akan mengirimkan siswanya ke Jepang sebanyak 39 siswa dan ke Jerman sembilan siswa untuk kelas XII kalau tidak ada kendala lain. Begitu juga di SMK Rejotangan ini kami juga melihat kedua SMK termasuk SMK Rejotangan ini sudah siap untuk menjadi SMK Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) bahkan SMK ini sudah punya embrio BLUD.
Karenanya, jelas Wahid, kedua SMK itu telah siap untuk menjadi CEO (Center of Excellent) karena memiliki peralatan yang lengkap. Diharapkan, melalui sarana prasarana yang dimiliki memberikan fasilitasi untuk SMK SMK yang peralatannya masih kurang.
“Kami berharap bisa menerima SMK SMK swasta yang ingin melakukan praktek. Saat ini 157 lembaga CEO di Jatim,” kata dia.
Lebih lanjut, Wahid menuturkan, kedua sekolah juga telah menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid 19 secara ketat ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di buka kembali.
“Dari SOP nya pun sudah disiapkan dengan baik meski masih dilakukan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tidak menutup kemungkinan PTM dilakukan pada saat – saat tertentu misalnya untuk praktikum siswa,” ujar dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga menilai proses pembelajaran jarak jauh lebih baik dibanding tahun 2020. Sebab, sarana prasarana lebih siap, modul pembelajaran untuk online lebih siap, serta guru dan siswa sudah terbiasa melakukan pembelajaran online.
“Dan untuk praktikum ini kami meminta guru – guru menyiapkan model-model pembelajaran online sehingga siswa sebelum melakukan praktikum, secara umum sudah mengetahui secara teoritik,” tandasnnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Solikin, berharap dengan program Jatim Cerdas dapat membuat sekolah SMK maupun SMA di Kabupaten Tulunaggung unggul.
“Masing-masing lembaga sekolah mampu membuat produk unggulan. Selain juga membantu SDM sekolah kedepan menjadi lebih baik dan bermutu serta dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah,” tuturnya.
Sedang Kepala SMKN 1 Rejotangan, Mastur Hanafi, mengatakan sekolahnya sudah siap meningkatkan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Apalagi kehadiran Kadindik Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi di Tulungagung juga memotivasi agar SMKN 1 Rejotangan segera menjadi BLUD.
Mastur juga menjelaskan, ada beberapa produk unggulan dari SMKN 1 Rejotangan yang dapat memuluskan sekolah tersebut dalam beralih status sebagai sekolah BLUD. Di antaranya adalah baby spa, jasa telekomunikasi dan produk jasa diversifikasi OTKP (Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran).
“Kami menargetkan dua tahun lagi sudah dapat menjadi BLUD. Sekarang sudah dalam rintisan dan sudah dimulai. Apalagi di Tulungagung paling tidak harus ada dua sekolah yang berstatus BLUD,” ucapnya. [ina.wed]

Tags: