Setelah Pas untuk Kerja, Cocok Juga untuk Pesta

Rancangan busana karya Evlin Alvionita dibuat dengan inspirasi baju zirah dipamerkan di area kampus Ubaya Jl Tenggilis Surabaya. [adit hananta utama/ bhirawa]

Rancangan busana karya Evlin Alvionita dibuat dengan inspirasi baju zirah dipamerkan di area kampus Ubaya Jl Tenggilis Surabaya. [adit hananta utama/ bhirawa]

(Rancang Busana ala Zirah Samurai)
Surabaya, Bhirawa.
Setelan resmi untuk kerja rasanya tidak akan cocok untuk dipakai ke pesta. Itu pada umumnya, karena busana tidak selalu demikian. Contohnya saja rancangan karya mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang cocok dipakai untuk banyak kegiatan. Desainnya pun unik dengan inspirasi dari Zirah Samurai.
Perancang busana itu ialah Evlin Alvionita, mahasiswa Fakultas Industri Kreatif memberi tema karyanya dengan nama ‘Kinzoku’. “Kinzoku itu berarti Metal. Nama itu dipakai karena baju ini terinspirasi dari zirah oyora yang dipakai tentara pada zaman dahulu,” kata Evlin Alvionita di Kampus Ubaya, Jumat (2/12).
Evlin menjelaskan alasannya mendesain Kinzoku karena dirinya menyukai budaya Jepang. Selain itu rancangan tersebut menurutnya cocok untuk tema minimalis yang digunakan dalam tugas akhir. “Semua baju dapat dipakai untuk kerja tetapi juga bisa juga dipakai hang out. Dari baju zirah samurai, banyak hal yang bisa dikembangkan seperti obi belt, high slit, inverted box pleats dan juga cut out,” terang Evlin.
Dirinya mengatakan, karya-karyanya berjenis city wear seperti ini dibuat dengan bahan-bahan seperti polyester linen, organdi, duchesse sateen, dan printed fabric. Hanya saja, kesulitan untuk membuatnya tak sedikit. “Untuk merancang Kinzoku ini, setidaknya membutuhkan lima bulan. Itu untuk riset dan sebagainya,” imbuhnya.
Karya Evlin tersebut juga menghiasi graduation show yang digelar, Sabtu (3/12). Kepala Program Desain Fashion dan Produk Lifestyle Fakultas Industri Kreatif Hany Mustikasari mengatakan tema besar dalam graduation show iala ‘tancy’ yang berarti sosok tangguh atau kuat.
“Ini untuk menggambarkan ketangguhan mahasiswa setelah berhasil menyelesaikan tugas akhir yang merupakan hasil kerja keras mereka,” katanya.
Dirinya menjelaskan, mahasiswa memiliki konsep dan inspirasi yang berbeda-beda melalui 40 desain pakaian dan 15 asesoris selama satu semester. Kemudian 1 semester berikutnya mereka harus menjahit sendiri karya mereka minimal tiga pakaian dan dua sisanya boleh diserahkan kepada penjahit, termasuk lima sepatu dan asesoris lainnya.
“40 desain tersebut terbagi atas 4 jenis baju yaitu casual, City Wear, Coctail dan Evening Wear,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, mahasiswa memang diwajibkan untuk menjahit sendiri karya mereka. Hal itu disebabkan karena seorang desainer selain bisa merancang desain, tetapi juga harus dibekali dengan kemampuan produksinya. [tam]

Tags: