Setujui Kernet Jadi Tenaga Kontrak, Bus Damri Beroperasi Kembali

General Manager Perum Damri Cabang Surabaya Purwanto bersama sopir dan kernet  berdialog untuk mencari kesepakatan bersama, Selasa (3/2).

General Manager Perum Damri Cabang Surabaya Purwanto bersama sopir dan kernet berdialog untuk mencari kesepakatan bersama, Selasa (3/2).

Surabaya, Bhirawa
Setelah menggelar demo dan mogok kerja, masalah antara sopir dan kernet bus Damri dengan manajemen mulai ada titik temu.  Manajemen mengabulkan sejumlah tuntutan awak bus, dan konsekuensinya pelayanan bus Damri mulai normal kembali kembali, Selasa (3/2).
General Manager Perum Damri Cabang Surabaya Purwanto menjelaskan kedua belah pihak sepakat menghapus fee 20% dari penghasilan bus per trayek per hari, dengan syarat kernet dijadikan tenaga kontrak. Selama ini kernet digaji oleh sopir, diambilkan dari perolehan fee 20% tersebut.
“Selama ini kernet bus  dipekerjakan oleh pihak sopir sendiri, mereka biasanya membawa saudaranya atau temannya untuk membantu. Padahal  keberadaan kernet  ini sudah menyalahi aturan yang telah dibuat sebelumnya, sebab keberadaan mereka tak berstatus alias ilegal. Nantinya kernet ini akan kami ambil alih, dijadikan tenaga kontrak,” katanya usai menggelar pertemuan dengan awak bus Damri.
Dijelaskan Purwanto pada saat kernet diambil alih perusahaan, maka kernet akan digaji oleh perusahaan.  Tapi dengan konsekuensi  mereka harus mengikuti aturan yang sudah dibuat perusahaan.
Purwanto yang baru menjabat General Manager di Perum Damri Cabang Surabaya selama  2,5 bulan ini menjelaskan selama ini manajemen sudah menyediakan kondektur sebagai ganti kernet. Namun pihak sopir menganggap kondektur yang telah disediakan manajemen dirasa kurang memenuhi penghasilannya, sehingga para sopir lebih suka mengajak sanak saudara, atau kerabatnya untuk dijadikan sebagai kernet.
Menurut Purwanto mereka nanti bisa melamar ke perusahaan untuk menjadi kernet. “Bahkan bagi yang ingin menjadi sopir, silakan melayangkan surat lamaran terlebih dahulu. Syaratnya mereka mempunyai SIM B1 umum,” terangnya.
Sedangkan soal tuntutan kenaikan gaji, menurut Purwanto pihaknya masih belum bisa memutuskan. Semuanya masih dikalkulasi. “Soal tuntutan kenaikan kesejahteraan agak susah, karena saya tahu perusahaan saat ini merugi karena penumpang terus mengalami penurunan. Saat ini saja kami dituntut untuk bisa bertahan dengan sikon yang ada, bahkan harus untung,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan sopir dan kernet bus Damri kompak  mogok kerja di pangkalan bus Damri di Jl Jagir Wonokromo, Senin (2/2). Aksi ini dipicu minimnya upah yang diterima mereka. Selain itu juga masalah kebijakan sepihak penghapusan fee 20% dari pendapatan sehari dengan alasan perusahaan merugi. [geh]

Tags: