Setyo Budiono: Kekeringan Landa 21 Desa di Kabupaten Ponorogo

Ponorogo, Bhirawa
Kekeringan akibat musim kemarau membuat 21 desa di Ponorogo kekurangan pasokan air bersih. Ribuan warga di desa – desa tersebut bergantung pada bantuan dropping air BPBD Ponorogo.
“Sebanyak 21 Desa di 8 Kecamatan mengalami kekeringan. Tercatat ada 8.260 warga yang bergantung pada dropping air bersih dari kami,” tutut Setyo Budiono, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Kamis (10/10).
“Dropping air kami proyeksikan sampai akhir Oktober, sesuai dengan perkiraan waktu berakhirnya kemarau dari BMKG. Sebenarnya kekeringan tahun ini tidak separah tahun lalu. Tapi tentu saja kami selalu siaga untuk kemungkinan – kemungkinan yang ada,” tambahnya.
Menurut pria yang akrab dipanggil Budi itu, daerah yang terdampak adalah Desa Duri, Desa Tugurejo, Desa Slahung, Desa Caluk, Desa Menggare, Desa Wates, Desa Broto (Kecamatan Slahung), Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo (Kecamatan Balong), Desa Dayakan dan Desa Watubonang (Kecamatan Badegan), Desa Ngendut dan Desa Pandak (Kecamatan Balong), Desa Pelem dan Desa Bungu (Kecamatan Bungkal), Desa Tumpuk, Desa Sawoo, Desa Prayungan, Desa Grogol (Kecamatan Sawoo), Desa Gabel (Kecamatan Kauman), dan Desa Maguwan (Kecamatan Sambit).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah – daerah tersebut, BPBD melakukan dropping hingga mencapai 15 – 17 truk sehari. Sampai saat ini, sekitar 950.000 Liter air bersih telah disalurkan BPBD Ponorogo kepada warga yang membutuhkan.
“Dropping telah berjalan sekitar 2 minggu, setiap minggunya sorti dropping mencapai 75 – 80 truk. Jadi rata – rata dropping air yaitu 15 – 17 truk per harinya. Untuk total air yang kami salurkan sampai saat ini, 160 truk dikalikan 6.000 liter, sekitar 950.000 liter,” terang Budi di ruang kerjanya.
“Air bersih kami dapatkan dengan cara membelinya dari PDAM Ponorogo,” sambung Budi.
Lebih lanjut, Budi mengakui ada beberapa daerah yang belum terkover dropping secara langsung. Hal ini dikarenakan sulitnya akses jalan menuju lokasi penampungan air.
“Ada beberapa lokasi yang belum terkover secara langsung, akses jalan ke penampungan itu sulit, misal jalannya sangat menanjak. Tetap kami dropping, tapi di lokasi penampungan air lain yang memungkinkan dilalui truk tangki air kami,” ujar Budi.
Selain BPBD, instansi lain dan komunitas warga seperti PMI Ponorogo dan PKMP (Perkumpulan Kematian Masyarakat Ponorogo) ikut serta membantu dropping air pada daerah terdampak kekeringan. Untuk efektivitas, dropping air PMI dan PKMP dilakukan di bawah koordinasi BPBD Ponorogo. (yan)

Tags: