SFL Bebas Rekrut Pemain Asing

Sigit Triono

Sigit Triono

Surabaya, Bhirawa
Kompetisi Surabaya Futsal League (SFL) memberikan kebebasan kepada klub peserta untuk merekrut pemain asing. Tujuannya agar persaingan antar klub semakin ketat.
“Kami memang memperbolehkan klub peserta untuk menggunakan pemain dari mana saja, mau pemain Timnas atau pemain asing pun silahkan. Kuotanya juga bebas. Sejauh ini memang baru pemain asing dari Rajawali FC saja. Ada juga mantan pemain pemain liga pro. Ke depan, mau satu tim pakai pemain asing juga tak masalah kok. Itu kembali ke klubnya masing-masing,” terang Direktur Pertandingan, Sigit Triono, Minggu (17/4) siang di Gool Futsal Mangga Dua Surabaya..
Elie Mbom adalah pemain asing yang memperkuat salah satu peserta SFL 2016, Rajawali FC. Bisa jadi, ia adalah satu-satunya pemain asing di Indonesia yang turun di kompetisi futsal. Ia pernah memperkuat sejumlah klub profesional di Indonesia. Sebut saja nama Persekap Kta pasuruan, Persitema Temanggung dan Persid Jember. Ia terjuh ke futsal setelah diterima sebagai karyawan di PT Rajawali.
Pemain yang berulang tahun ke-34 pada bulan Januari lalu ini sadar bahwa ia tak bisa sepenuhnya mencari nafkah dari lapangan hijau. “Saya pikir tidak bisa bermain bola seumur hidup. Ketika sudah 35 tahun, saya harus pikir cari pekerjaan di tempat lain. Makanya saya ikut interview di PT Rajawali,” aku pemain yang sudah lima tahun berada di Indonesia ini.
Perketat Aturan
Selain ingin megembangkan futsal di Kota Pahlawan, penyelenggara Surabaya Futsal League (SFL) 2016 juga ingin memberikan edukasi dan pengalaman kepada klub pesertanya tentang mengelola tim dengan cara profesional. Oleh sebab itu, aturan di kompetisi ini sangat ketat.
Pihak penyelenggara tak sekadar mengurusi masalah kompetisi secara general, namun SFL dikelola hingga detail-detail kecil. Salah satunya adalah nomor yang tertetera di kostum atau jersey. Pada gameweek pertama, Minggu (17/4) hari ini, sebuah pelajaran penting diperoleh dari pertandingan perdana antara Kocar Kacir FC denga Sinjay FC.
Kocar Kacir FC dikenakan hukuman kalah WO di pertandingan ini. Penyebabnya sebenarnya sangat sepele. Yakni tidak adanya nomor dada di jersey yang akan dikenakan para pemainnya. “Memang sudah peraturannya seperti itu. Jadi tim itu harus benar-benar mengikuti aturan tersebut,” kata Sigit Triono.
Menurut Sigit, Kocar Kacir FC sudah melanggar Peraturan Pertandingan Pasal 17 tentang Seragam Pertandingan. Dalam pasal 17 butir 5 disebutkan, “Kaos harus memiliki bernomer punggung dan nomer dada, sedangkan celana juga harus bernomor yang sesuai dengan kaos yang dipergunakan pemain tersebut.
“Sebenarnya kami sudah beri tahu waktu technical meeting. Tapi mungkin mereka yang meremehkan. Kejadian ini bisa menjadi pembelajaran juga kepada seluruh klub agar tunduk pada aturan. Sebab sekecil apapun pelanggaran yang dilakukan, pasti ada hukumannya,” tegas Sigit. [wwn]

Rate this article!
Tags: