Si Kembar Berprestasi pun Gagal Masuk SMA Negeri

Si Kembar Cintania dan Cantika saat menunjukkan medali-medali prestasinya.

Sidoarjo, Bhirawa
Baik jalur prestasi maupun jalur zonasi juga tidak mampu menampung Si Kembar (Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika) di SMAN 1 Sidoarjo. Kedua siswi lulusan SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo ini, yakni Cintania mendaftar jalur prestasi dengan Medali Emas Kejurnas Pencak Silat dan Medali Perak Lomba Robot Tingkat Nasional.
Adapun Cantika bermodal Medali Emas Lomba Story Telling Tingkat Nasional dan Medali Perak Lomba Film Indie Tingkat Nasional. Untuk jalur zonasi, rumah mereka yang terletak di Perumahan Pondok Jati Sidoarjo berjarak sekitar 2,4 km dengan SMAN 1 Sidoarjo. Adapun yang diterima rumah paling jauh 1.200 meter.
Orangtua Si Kembar, Anwar Hudiono saat ditemui, kemarin (20/6) mengaku, mungkin anak-anak ini juga kasihan sama orangtua, kalau masuk SMA Negeri kan bisa mengurangi beban orangtua. “Apalagi tahun ini sudah dinyatakan grastis oleh Gubernur Jawa Timur. Semoga yang diterima di SMAN 1 Sidoarjo pasti lebih baik dari anak saya,” ujar Anwar Hudiono.
Lanjutnya, setiap perubahan itu selalu ada gejolak, sistem apapun, termasuk sistem UN juga bergejolak. Jadi setiap tahun ajaran baru selalu ada gejolak, apabila rasio tingkat pendidikan per sekolah itu tidak sepadan antara jumlah lulusan SMP dengan jumlah SMA Negeri yang diinginkan.
“Jadi pasti ada anak-anak yang tidak tertampung, semua ingin berebut ke negeri karena gratis. Sementara swasta makin mahal, karena memang beban hidup/beban ekonomi juga semakin naik. Ya wajar saja kalau swasta itu mahal. Oleh karena itu pemerintah juga harus memikirkan para pihak-pihak swasta,” kata Anwar Hudiono bersama Si Kembar.
Sementara itu, Cintania dan Cantika mengaku hanya mengambil positifnya saja. Masalah kecewa adalah manusiawi, tetapi harus bagaimana lagi semuanya sudah berjalan.
“Kita legowo saja,” katanya. Tri Sulistyowati, ibunda si Kembar mengaku, banyak famili dan temannya yang menyatakan heran dan mempertanyakan keponakan Mendikbud tidak bisa lolos ke SMA Negeri.
“Kalau kami minta tolong Pak Menteri untuk meloloskan anak saya, itu sama saja mendorong beliau menyalahgunakan kekuasaan,”katanya. [ach]

Tags: