Si “Penjual Obat Kuat” itu Ketua DPRD Sidoarjo

 Gus Wawan, saat santai berbincang dengan Bhirawa

Gus Wawan, saat santai berbincang dengan Bhirawa

Sidoarjo, Bhirawa
Sepintas gayanya seperti penjual obat kuat. Mencangklong tas kulit dan nongkrong di sembarang tempat, siapa yang menyangka kalau “penjual obat” itu adalah Ketua DPRD Sidoarjo, H Sulamul Hadi Nurmawan atau yang akrab disapa Gus Wawan.
Usia tokoh muda NU ini masih sangat muda, 38 tahun. Matang-matangnya usia untuk menjadi tokoh politik, cerdas, energik. Meskipun dia bukan tipe orang yang pongah. Kebersahajaan dan kesederhanaan tercermin dari keseharian. Ketika jarang atau dibilang tak pernah wakil rakyat nongkrong di ruang akuarium (tempat wartawan mangkal), Wawan sering hadir di tempat itu untuk sekadar mengobrol dengan wartawan. Mengajak diskusi wartawan tentang berbagai hal soal pembangunan Sidoarjo. ”Ayolah, saya minta masukan wartawan apa yang harus dilakukan wakil rakyat untuk membangun Sidoarjo,” ujarnya.
Uniknya, Wawan, kadang duduk sendirian mengapit tas sambil mengutak-atik ponselnya di badukan di kantor belakang DPRD. Kadang di badukan itu, ia  bersila berbicara santai dengan awak pers. Gayanya terlihat seperti bakul obat kuat saja. “Malah ada yang bilang saya seperti penjual obat,” tuturnya sambil terkekeh-kekeh.
Wawan memang bukan tokoh baru. Dia menjadi anggota DPRD periode 2009-2014. Kariernya menanjak pesat setelah PKB Sidoarjo memenangkan Pemilu 2014 dengan 13 kursi. Anak dari mantan Ketua PC NU Sidoarjo, H Abdy Manaf, ditunjuk DPP PKB menjadi Ketua DPRD Sidoarjo 2014-2019. Karakter Wawan yang sederhana membawa perubahan besar pada gaya kepemimpinan di dewan. Hubungan antara legislatif dan eksekutif terjalin sangat harmonis.
Sebagai Ketua DPRD, Wawan, kerap hadir pada kegiatan seremonial pemerintahan. Dia selalu mengusahakan hadir di acara formal. Misalnya dalam kegiatan terakhir saat pesta karnaval di Sidoarjo dalam peringatan HUT Sidoarjo. ”Di situ tugas saya hanya tersenyum, melambai-lambaikan tangan dan tepuk tangan, tapi saya harus hadir di acara itu,” terangnya. Ia suka mendapat pertanyaan, tugasnya apa hadir di acara seremonial itu ? ”Tugas saya, ya tersenyum dan melambaikan tangan he he he,” tuturnya santai.
Malah lebih celaka, penampilannya yang santai dan jauh dari kesan pejabat penting, malah ada yang meminta tolong untuk mengambil gambar foto orang lain untuk foto selvie dengan Bupati Saiful Ilah. Iapun meladeni permintaan orang yang tak dikenalnya untuk nampang dengan bupati itu. Rupanya peminta foto tadi tak mengenal Wawan. Tentu saja seperti biasanya wawan cuek dengan kondisi seperti itu, iapun mengabadikan foto jepret – jepret. ”Menyenangkan orang itu kan baik,” ujarnya singkat.
Nasib sial belakangan juga dirasakan, saat mobil dinasnya, Toyota Camry 2.400 CC mengalami tabrakan beruntun dalam iring-iringan mobil pejabat saat merayakan malam tahun baru. Belum selesai mobilnya diperbaiki, muncul lagi petaka lain tatkala mobil pribadinya Honda Accord 2014 yang terserempet body sampingnya serta bagian bawah kap mesin. Mobil pribadipun masuk ke bengkel. Karena sudah tak memiliki mobil, akhirnya mobil dinas yang masih belum sempurna diperbaiki, ditarik paksa untuk dipakai dinas. ”Saya bilang sama sopir, sampeyan itu kayaknya perlu diruwat,” tuturnya kepada sopir. [hds]

Tags: