Siaga Banjir, Bupati Bondowoso Sidak Bendungan Baru

Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto bersama jajaran Forkopimda meninjau Bendungan Sampean Baru yang ada di Kecamatan Tapen Bondowoso. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Menghadapi tingginya intensitas turunnya air hujan yang biasa terjadi antara bulan Januari-Pebruari Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Wabup Yoyok Mulyadi mengunjungi bendungan Sampean Baru, di Kecamatan Tapen Bondowoso kemarin (27/12).
Ikut mendamipngi Forkopimda diantaranya Kadis PUPR Gatot Siswoyo dan Kepala BPBD Situbondo Taufik Hidayat.
Di hadapan pimpinan UPT Bendungan Sampean Baru, Bupati Dadang meminta agar dalam membuka pintu Bendungan Sampean Baru tidak sekaligus, artinya harus melalui tahapan yang semestinya.
Misalnya saja, sebut orang pertama di lingkungan Pemkab Situbondo itu, pembuangan air tidak langsung dibuka dengan pintu yang tinggi melainkan secara perlahan lahan.
“Sehingga Situbondo tidak kembali mengalami bencana banjir. Namun kalau memang itu masuk dalam katagori bencana, ya kami terima. Kalau masih ada SOP ya harus diikuti,” ujar Bupati Dadang.
Tak hanya itu, Bupati Dadang juga meminta UPT Bendungan Sampean Baru selalu pro aktif melakukan koordinasi jika dibagian hulu kawasan Bondowoso sudah terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi.
Termasuk juga jika ketinggian air yang ada di Bendungan Sampean Baru sudah melewati batas elevasi untuk segera memberikan informasi kepada Dinas PUPR dan BPBD Situbondo, sehingga kejadian banjir bisa diantisipasi.
“Ya tentunya melalui petugas penjaga aliran pengairan yang ada di sepanjang Bendungan Sampean Baru. Termasuk petugas 10 anak sungai yang berada dibawah aliran Bendungan Sampean Baru, harus pro aktif memberikan informasi,” tegas Bupati Dadang.
Usai mendengarkan paparan dari pejabat UPT Bendungan Sampean Baru, Irma Enggarwati, Bupati Situbondo bersama Wabup dan jajaran Forkopimda mendatangi lokasi Bendungan.
Di sana, Irma kembali memberikan penjelasan kegunaan dan fungsi 6 pintu yang difungsikan dengan alat biasa dan satu fungsi pintu yang bergerak secara otomatis.
Irma juga menandaskan, bahwa fugsi awal dari adanya Bendungan Sampean Baru bukan untuk pengatur banjir melainkan untuk kepentingan irigasi saluran pertanian di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo.
“Di sini (UPT Bendungan Sampean Baru, red) ada tiga bagian yang pertama masuk dalam kewenangan Kali Brantas, kedua kewenangan Provinsi Jatim dan terakhir kewenangan Kabupaten Bondowoso,” terang Irma.
Irma kembali memastikan, dari 10 anak sungai kecil dibawah Bendungan Sampean Baru, dua diantaranya yang biasa mengirim air dalam jumlah besar. Sedangkan 8 anak sungai sisanya memiliki tensi volume air yang normal, artinya tidak terlalu besar aliran airnya ke Situbondo.
“Dua anak sungai itu juga memiliki bendungan dan ada petugas jaga yang selalu berjaga di lokasi. Jadi kalau ada kiriman air yang besar, bisa berkomunikasi dengan dua penjaga bendungan tersebut,” pungkas Irma seraya memastikan, Bendungan Sampean Baru tidak bisa menahan air dalam jumlah besar karena dikawatirkan bendungan akan ambrol diterjang air. [awi]

Tags: