Siaga Hujan Awal

foto ilustrasi

Hujan telah datang lebih awal sebelum musim, nyaris bersambung membasahi tanah yang belum kering. Diharapkan sebagai satu-satunya “kerja alam” paling manjur memulai musim tanam padi. Juga menghentikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Walau sebagian daerah akan merasakan dampak hujan, berupa banjir dan tanah longsor. Seyogianya waspada, karena daya dukung lingkungan makin menyusut. Area resapan tak mampu me-wadahi curah hujan.

Kawasan bertekanan rendah (hawa dingin) di Sukabumi, Jawa Barat, sudah disergap banjir banjir. Aliran air yang meluap mampu menjebol dinding pabrik, serta menghanyutkan 12 rumah, dan merendam 85 rumah lainnya. Hujan yang ditunggu (sebagai berkah), realitanya, juga sering membawa dampak bencana. Sawah ladang, hutan, perbukitan, dan saluran air, seolah tidak mampu me-wadahi curahan air. Sungai Citarik-Cipeuncit di kecamatan Cicurug, meluap.

Kecamatan Cicurug sudah darurat banjir. Bagai identik dengan nama kawasan (Cicurug berarti air terjun), hujan tercurah lebat. Ketinggian air sungai mencapai 6 meter, menerabas perkampungan dan jalan raya. Sampai menghanyutkan mobil dan sepedamotor. Padahal, musim hujan baru menapaki hari pertama. Lazimnya, masih terdapat 180 hari lagi, hujan akan selalu tercurah. Daerah yang bersebelahan, Bogor, yang dialiri sungai (besar) Cisadane, dan Ciliwung juga siaga.

Bendung (dan pintu air pos pantau banjir) Katulampa, Bogor, sudah siaga satu. Tinggi muka air (TMA) mencapai 240 sentimeter. Sebutan sebagai “kota hujan” benar-benar terbukti. Area perbukitan sampai ngarai diguyur hujan deras. Bisa 10 kali sehari. Aliran sungai Ciliwung akan melewati area-area pusat kota Jakarta, sampai berbatasan dengan istana negara. Daya rusak aliran sungai Ciliwung telah terbukti pada setiap musim hujan. Rutin merendam pemukiman padat, perkantoran, dan menggenangi istana.

Hujan langsung “meng-gebrak” pada awal musim. Berdasar analisis BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), secara umum akan dating pada bulan Oktober, pada 119 (34,8%) zona musim. Sebanyak 68 zona mengalami pemajuan permulaan hujan. Serta diperkirakan 94 zona akan mengalami sifat hujan di atas normal. Berdasar pemantauan anomali suhu permukaan laut pada zona ekuator di Samudera Pasifik, terdapat potensi La Nina.

Perbedaan suhu muka air di Pasifik yang dingin, dengan suhu muka luat di wilayah Indonesia, menyebabkan penambahan suplai uap air. Di wilayah Indonesia akan nampak awan yang lebih banyak. Maka akan terjadi hujan lebih sering, dan lebih deras. Diperkirakan hujan akan diawali di kawasan Sumatera, menyusul Kalimantan, dan Jawa. Berturut-turut awan akan bergerak timur, menjadi hujan Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, pada November 2020.

Secara geologis, daerah yang berpoten terdampak banjir, dan longsor merupakan daerah yang terdampak kekeringan pada musim kemarau. Bagai dua sisi mata uang. Tanah yang kering kerontang, merekah pada musim kemarau, akan memuntahkan air bah pada musim hujan. Di Jawa Timur, “langganan” kekeringan sekaligus banjir dan longsor menimpa Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek. Pantainya juga bergelombang (ombak) tinggi mencapai 2,5 meter.

Fenomena yang sama (kering dan meluap) terjadi pula pada sungai, sebagai wadah (tampungan) air alami. Semusim lalu, mengeringnya Bengawan Solo terjadi di lokasi titik sembul di Bojonegoro, dan Tuban. Dasar sungai terpanjang di pulau Jawa ini juga menyembul di Gresik. Fenomena Bengawan Solo tak berair seolah-olah menjadi misteri, air tiba-tiba lenyap.

Peringatan dini, seluruh daerah hilir Bengawan Solo, seyogianya telah siaga banjir. Karena sesungguhnya bencana tidak pernah datang tiba-tiba, melainkan dengan pertanda alamiah.

——— 000 ———

Rate this article!
Siaga Hujan Awal,5 / 5 ( 1votes )
Tags: