Siaga Iklim Ekstrem

foto ilustrasi

Bencana alam hidro-meteorolologi (dampak musim hujan) masih mendominasi, disebabkan menurunnya daya dukung lingkungan. Longsor tebing dan bahu jalan, serta serta jembatan semakin sering terjadi seiring curah hujan tinggi. Musim hujan, seolah menjadi ancaman serius konstruksi infrastruktur. Hujan deras yang mengguyurkan, menyebabkan aliran sungai menjadi sangat deras. Dengan kecepatan arus 40 kilometer per-jam, aliran air mampu menghanyutkan plengseng beton.

Awal musim hujan saat ini, sudah menggerus pondasi jembatan Glendeng, di Tuban. Jembatan ini terbentang di atas sungai Bengawan Solo. Menghubungkan daerah kabupaten Tuban dengan Bojonegoro, ambruk (3 November), tergerus longsor sedalam 4 meter. Curah hujan deras menyebabkan debit sungai Bengawan Solo meng-arus kuat. Sudah sering terjadi meluap ke per-sawahan, dan merendam perkampungan di Ngawi, Madiun, Bojonegoro, sampai Lamongan.

Debit air sungai bahkan bisa menggeser konstruksi kaki pancang jembatan, menyebabkan keruntuhan. Ingat dua musim lalu, arus air sungai Bengawan Solo di kabupaten Tuban, mampu meruntuhkan jembatan “Widang.” Jembatan yang membentang diantara kabupaten Lamongan (di kecamatan Babat) dan Tuban (di kecamatan Widang), merupakan penghubuing trans Jawa. Menjadi jembatan paling sibuk lalulintas di sepanjang jalur pantura (pantai utara) pulau Jawa.

Berdasar catatan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sampai pertengahan Oktober, mencatat telah terjadi bencana sebanyak 2.276 kali. Catatan kebencanaan di seluruh Indonesia di-dominasi bencana hidrometeorologi (82,6%). Terjadi 1.886 kali. Rinciannya, 827 kali banjir, 637 angin puting beliung, dan 416 longsor. Tragisnya, bencana menyasar 35 ribu rumah warga rusak, serta memporakporandakan 1.500 fasilitas umum.

Sebanyak 4,5 juta jiwa penduduk mengalami penderitaan, dengan korban jiwa sebanyak 307 orang. Juga tercatat 25 belum ditemukan, dan 469 luka. Tren dampak bencana hidrometeorologi menunjukkan kenaikan. Tahun (2019) lalu terjadi 2.229 kali. Tetapi jumlah korban jiwa menurun. Ini menunjukkan kesiapan BNPB, dan BPBD (di daerah) makin sigap menghadapi bencana dampak musim.

Tetapi kesigapan BPBD saja tidak cukup. Diperlukan kesigapan segenap aparat pemerintah, termasuk kinerja urusan infrastruktur. Terutama Dinas Bina Marga (urusan jalan dan jembatan), Dinas Sumber Daya Air (yang mengurus sungai dan wadah air lainnya), dan Dinas Perhubungan (yang mengurus transportasi di darat, dan perairan). Juga Dinas Kelautan dan Perikanan (yang mengurus nelayan, dan pertambakan).

Sejak tahun 2017, Bank Dunia merekomendasikan audit reguler (periodik dan sistemik) konstruksi infrastruktur. Sifatnya wajib. Setiap proyek infrastruktur, jalan, jembatan, plengseng jalan, dan plengseng sungai, wajib dilakukan audit periodik. Pemerintah (dan Daerah) memikul tanggungjawab menerbitkan standar audit kekuatan, daya tahan (utilitas), keamanan, dan keselamatan. Juga daya dukung pelestarian lingkungan.

Pemerintah daerah (propinsi serta kabupaten dan kota) juga memikul tanggungjawab audit lingkungan. Terutama pada kawasan rawan bencana, khususnya di area perbukitan. UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, meng-amanat-kan penaggulangan bencana lebih sistemik. Pada pasal 9 huruf (b) diberikan kewenangan memasukkan penanggulangan bencana pada perencanaan pembangunan.

Bencana hidrometeorologi, wajib telah dideteksi. Karena sebenarnya, tiada bencana alam datang tiba-tiba. Melainkan selalu terdapat warning alamiah. UU Penanggulangan Bencana, pada pasal 38 huruf b, menyatakan, “kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana.” Di dalamnya terdapat amanat pencegahan bencana, termasuk mitigasi.

Bencana hidrometeorologi rutin terjadi tiap musim. Banyak kampung terisolasi setelah longsor, dan banjir. Seyogianya pemerintah (pusat dan daerah) seyogianya lebih kerap menelisik kawasan perbukitan, dan meng-audit bantaran sungai.

——— 000 ———

Rate this article!
Siaga Iklim Ekstrem,5 / 5 ( 1votes )
Tags: