Siaga Sukseskan Musim Tanam, PT Petrokimia Gresik Kolaborasi Berbagai Pihak

Dirut Petrokimia Gresik dan Jajarannya Saat Meninjau Stok Pupuk Bersubsidi di Distribution Center Makassar

Gresik, Bhirawa.
Mengawali musim tanam Oktober 2020 – Maret 2021 (Okmar), distributor resmi pupuk bersubsidi Petrokimia Gresik Wilayah Indonesia Timur. Mengikuti gathering, mendengarkan arahan langsung dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Makassar.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan. Bahwa sebagai perusahaan solusi agroindustri anggota holding pupuk Indonesia, Petrokimia senantiasa mendukung pemerintah dan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dalam upaya menyukseskan musim tanam, merupakan rangkaian dari program “Petrokimia Gresik Siaga Musim Tanam”.

“Ini merupakan upaya pemerintah, untuk menggali informasi terkait masalah yang ada di lapangan sehingga dapat segera dicarikan solusinya. Serta menggali potensi di Indonesia Timur, yang dapat dikembangkan untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dwi Satriyo.

Berdasarkan data dari perum bulog, kemandirian pangan Indonesia Timur. Perlu terus ditingkatkan jika diukur dari komoditas atau produksi beras, apalagi sekarang konsumsi masyarakat di sana banyak beralih dari sagu ke beras.

Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan), mencoba untuk menumbuhkan sentra produksi tanaman pangan di beberapa kawasan Indonesia Timur. Termasuk padi dengan varietas Gogo, selama ini pasokan beras didatangkan dari Jawa Timur.

“Indonesia Timur, harus mendapatkan kawalan ekstra pada saat memasuki musim tanam kedua tahun 2020. Apalagi musim tanam kali ini, berlangsung di tengah wabah Covid-19,” ujar Dwi Satriyo.

Terkait musim tanam, Mentan SYL menjelaskan bahwa, pupuk merupakan kebutuhan dasar dalam menghadirkan ketahanan pangan nasional serta mewujudkan pertanian yang lebih baik, apalagi di tengah wabah Covid-19. Sedangkan produsen pupuk seperti Petrokimia Gresik beserta jaringan distribusinya adalah elemen penentu keberhasilan ini.

Untuk itu, ia berpesan kepada produsen pupuk beserta distributor. Untuk menuntaskan tanggung jawab penyaluran pupuk bersubsidi dengan baik, apalagi Presiden RI telah menambah alokasi pupuk bersubsidi di awal musim tanam Okmar ini senilai Rp 3,14 triliun atau sekitar 1 juta ton.

“Amanah ini harus kita tuntaskan dengan baik, sehingga tambahan pupuk bersubsidi ini bisa tersalurkan sesuai dengan target,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, penebusan pupuk bersubsidi bagi petani yang belum menerima Kartu Tani pada awal musim tanam Okmar hingga akhir tahun ini masih dapat dilakukan dengan manual. Ia menjelaskan bahwa penggunaan Kartu Tani yang semestinya dimulai pada tanggal 1 September 2020 ditangguhkan hingga 31 Desember 2020.

“Bagi petani yang sudah memegang kartu tani penggunaannya akan dilanjutkan, sedangkan yang belum bisa dengan manual,” tandasnya.

Sarwo Edhy mengungkapkan tahun 2020, jumlah petani yang terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) sebanyak 13,9 juta. Sedangkan Kartu Tani yang sudah tercetak baru 9,3 juta kartu, dan yang sudah diisi kuota serta dibagikan kepada petani hanya 6,2 juta kartu. Sementara yang sudah efektif digunakan baru 1,4 juta kartu. [kim]

Tags: