Siagakan Posko 24 Jam, Pantau 2.600 Proktor dan Teknisi Sekolah

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan bersama Tim Posko UNBK mulai bersiap menghadapi UNBK yang akan dimulai pada 14 April mendatang. [adit hananta utama]

Kepala Dindik Surabaya Ikhsan bersama Tim Posko UNBK mulai bersiap menghadapi UNBK yang akan dimulai pada 14 April mendatang. [adit hananta utama]

Melihat Persiapan Surabaya Jelang Pelaksanaan UNBK Serentak
Kota Surabaya, Bhirawa
14 April 2016 akan menjadi tanggal bersejarah bagi dunia pendidikan di Surabaya. Ujian Nasional (UN) menggunakan kertas dan pensil mulai saat itu tidak akan ditemui lagi untuk siswa kelas IX SMP/MTs dan XII SMA/MA dan SMK. Sebagai gantinya, siswa akan mengikuti UN menggunakan layar monitor dengan metode semi online. Bagaimana persiapan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menyambut hari penting itu?
Memasuki H minus 20 hari, persiapan menjelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)di Surabaya terlihat lebih sibuk dari biasa. Teknisi maupun proktor di tingkat sekolah seolah-olah sudah siap ‘tempur’. Sementara di lantai dua Kantor Dindik Surabaya, tim khusus juga sudah standby menempati posko Ujian Nasional Berbasis Kompter (UNBK). Tim ini yang akan melayani sedikitnya 2.600 teknisi dan proktor dari seluruh sekolah.
“Kita akan memantau seluruh perkembangan tentang UNBK dari sini. Mulai dari persiapan, hingga nanti saat ujian berlangsung. Tim sudah siap melayani 24 jam,” tutur Kepala Dindik Surabaya Ikhsan, Senin (14/3) kemarin.
Senin kemarin adalah hari pertama dibukanya Posko UNBK Surabaya sekaligus simulasi sinkronisasi server di sekolah dengan pusat. Teknisi dan proktor yang tersebar di 370 SMP/MTs dan 255 SMA/SMK sejak pagi sudah mulai terlihat aktif dalam satu jaringan komunikasi di posko tersebut.
“Jaringan komunikasi ini menggunakan aplikasi telegram. Mulai dari panitia pusat (Puspendik), kita (Dindik) hingga proktor dan teknisi bisa saling sharing soal UNBK,” lanjut Ikhsan.
Untuk memudahkan layanan, jaringan komunikasi dibagi dalam dua model. Pertama proktor dibagi per wilayah, mulai Surabaya Selatan, Utara, Pusat, Barat dan Timur. Kedua, seluruh proktor dikumpulkan per jenjang SMP/MTs atau SMA/SMK.
“Masing-masing wilayah jaringan komunikasi juga ada koordinatornya,” lanjut mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya itu. Mereka antara lain Harun Al Rasyid (Koordinator Pusat), Adityo (Penanggungjawab UNBK di Surabaya Utara), Zaki Riza Kota (Surabaya Selatan), Ryan Herdianto (Surabaya Timur), dan Emil Afi (Surabaya Barat).
Bukan hanya jaringan komunikasi, posko ini sesungguhnya lebih difungsikan untuk mengantisipasi berbagai kendala yang  mungkin terjadi selama proses UNBK. Karena itu, jika terjadi persoalan di sekolah koordinator akan langsung memberikan solusi. “Tim di posko ini juga akan dibantu 20 koordinator proktor yang ditempatkan di sekolah masing-masing,” tutur Ikhsan.
Tahun ini, Dindik Surabaya juga meluncurkan website UNBK. Layanan tersebut bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan UNBK. Termasuk perkembangan sekolah yang menggabung maupun pelaksana mandiri UNBK. “Kalau sampai saat ini, ada lima SMA/SMK yang masih menggabung sarpras saat UNBK. Kalau SMP sekitar 50-an. Perubahan jumlah itu juga akan dapat dipantau melalui website ini,” terangnya.
Website tersebut juga dapat digunakan sekolah maupun masyarakat untuk menuangkan pertanyaan terkait UNBK. “Kami usahakan dapat terjawab dengan cepat,” imbuhnya.
Dengan begitu, dia berharap pelaksanaan UNBK di Surabaya semakin terorganisir dan matang dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Pusat Harun Al Rasyid menambahkan sejauh ini komunikasi proktor dan teknisi terus berjalan dengan cukup aktif. Satu sama lain memberikan informasi terkait persiapan UNBK. Harun menerangkan paling banyak proktor masih mengeluhkan bagaimana cara koneksi server sekolah dengan server pusat, dan cara memasukkan token. “Keluhan paling banyak ya memang dari sekolah yang baru melaksanakan UNBK tahun ini,” katanya.
Selain koneksi, Harun pun mengaku harus ekstra sabar saat melayani proktor atau teknisi yang punya hobi bertanya daripada berusaha sendiri. “Sedikit-sedikit tanya, padahal belum mencoba. Kalau begitu ya tetap harus kita tuntun step by step,” pungkas Harun. [Adit Hananta Utama]

Tags: