Siap Cetak Peserta Didik Berprestasi yang Dilandasi Imtaq dan Iptek

memajukan sekolah yang baru 3 tahun berdiri. [sawawi]

SMAN I Banyuputih, Sekolah Terluar, Terdepan di Situbondo
Situbondo, Bhirawa
Jika hendak bepergian ke Denpasar, Bali, anda pasti akan melewati kompleks SMAN I Banyuputih, Situbondo. Ini karena sekolah yang baru berdiri 3 tahun itu letaknya ada di paling ujung Situbondo bagian timur. Disana, ada Taman Nasional Baluran, salah satu kawasan lindung di tengah hutan Baluran, Kecamatan Baluran, Situbondo. Meski sekolah ini berada di daerah terluar, terdepan dan terdalam (3T), antusias masyarakat setempat untuk menyekolahkan anak-anaknya cukup menggembirakan.
Kepala SMAN I Banyuputih, Drs Gatot Dwi Puji Handoko, mengatakan, lembaga sekolah yang ia pimpin saat ini terus intensif melakukan pembenahan dan peningkatan sarana prasarana, termasuk peningkatan kuota jumlah siswa. Pasalnya, kata Gatot, SMAN I Banyuputih masih membutuhkan penanganan yang bertahap dan berjenjang sehingga bisa memiliki prestasi akademik dan non akademik seperti sekolah SMA lainnya. Satu hal lain yang kini juga dilakukan SMAN I Banyuputih adalah menyiapkan peserta didik yang berprestasi dengan dilandasi ilmu, iman dan taqwa (imtaq) serta memiliki ilmu pengetahuan tehnologi (Iptek). “Dengan landasan imtaq dan iptek ini, saya optimis SMAN I Banyuputih perlahan akan maju,” papar Gatot.
Ada banyak terobosan yang dilakukan Gatot bersama jajarannya demi memajukan SMAN I Banyuputih ke depan. Satu diantaranya, kata Gatot, merealisasikan pendidikan menengah dengan penekanan pada peningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan siswa. “Sehingga semua siswa bisa hidup mandiri dan dapat mengikuti pendidikan ke jenjang lanjutan PTN dan PTS,” ungkap Gatot Sabtu (9/9).
Masih kata Gatot, dengan pola pendidikan yang seimbang antara imtaq dan iptek tersebut, ia yakin para alumni SMAN I Banyuputih akan lebih kompetitif saat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tak hanya itu, Gatot juga merealisasikan pendidikan  keterampilan yang terpadu sehingga para siswa cakap dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sistem tersebut, ujar pria yang berdomisili di Barat Kebon RT 01/RW 01, Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Situbondo itu terus berkomitmen, sekolah yang ia pimpin bakal menjadi sekolah yang representatif. “Saya selalu optimis dalam memimpin SMASABA (Sekolah Menengah Atas Negeri  Satu Banyuputih) Situbondo ini,” terang mantan Kepala Sekolah SMP/SMA Brawijaya Situbondo itu.
Disisi lain, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana (sarpras) Drs Slamet Yuwono, memiliki optimisme senada dengan Gatot Dwi Puji Handoko. Menurut Slamet, dengan usia 3 tahun, masih banyak yang harus dibenahi SMAN I Banyuputih kedepan. Tentunya, lanjut Slamet, harus memiliki komitmen bersama mulai dari tenaga pendidik, komite sekolah dan siswa, demi kemajuan sekolah. “Dengan kekompakan dan kebersamaan, akan membentuk sekolah lebih representatif dan punya dasa saing yang tinggi,” ujar Slamet Yuwono.
Agung Nurul Satriawan Widodo, S.Pd, wakil kepala sekolah bidang kurikulum menimpali, keberadaan SMAN I Banyuputih dengan perlahan akan terus memacu peningkatan kualitas pendidikan dimasa mendatang. Termasuk diantaranya, sebut Agung, memberikan fasilitas literasi secara lengkap kepada seluruh siswa siswi SMAN I Banyuputih. Sebab, ucap Agung, dengan kelengakapan bahan literasi akan lebih memudahkan siswa  menguasai mata pelajaran (mapel) yang diajarkan para tenaga pendidik. “Kami terus menjunjung tinggi komitmen memajukan SMAN I Banyuputih,” pungkas Agung.

Tags: