Siapkan Eks Lokalisasi Ponorogo Jadi Pusat Perekonomian

lokalisasi kedung banteng ponorogo.

lokalisasi kedung banteng ponorogo.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Setelah lokalisasi di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo resmi ditutup pada 8 Juni lalu, Pemprov Jatim bergerak cepat melakukan tindaklanjut kedepannya. Tindaklanjut itu dengan segera memanfaatkan lahan esk lokalisasi sebagai pusat perekonomian baru di Ponorogo.
Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim, Drs H Hizbul Wathon MM menuturkan, saat ini Pemprov Jatim bersama Pemkab Ponorogo dan pihak-pihak terkait tengah melakukan mapping. Seperti menginfentarisir bidang perekonomian apa yang diinginkan masyarakat eks lokalisasi dan para mucikari.
“Rencananya Pak Gubernur (Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, red) ingin memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pasca penutupan lokalisasi. Total ada 92 orang yang terkena dampak penutupan dan 39 orang mucikari,” kata Hizbul, dikonfirmasi, Senin (15/6).
Menurut dia, saat ini pemprov masih belum bisa memberikan bantuan karena masih menunggu selesainya mapping yang dilakukan. Dengan mapping ini, lanjutnya, akan diketahui bantuan apa yang diinginkan masyarakat terdampak. “Mungkin nanti ada yang ingin mendapat bantuan rombong bakso, rombong nasi goreng atau bantuan ekonomi lainnya,” ungkapnya.
Selain akan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak penutupan eks lokalisasi, Pemprov Jatim juga telah memberikan bantuan kepada para wanita tuna susila (WTS). Bentuknya berupa uang stimultan untuk usaha sebesar Rp3 juta, yang telah diberikan pada 14 Juni kemarin.
Itu artinya, setiap WTS menerima uang sebesar Rp7 juta lebih dari penutupan lokalisasi di Ponorogo. Sebab selain pemprov, Kementerian Sosial (Kemensos) juga memberikan bantuan uang Rp3 juta untuk pemberdayaan eknomi, uang jatah hidup selama tiga bulan sebesar Rp600 ribu tiap bulannya dan Rp250 ribu untuk biaya transport pulang ke daerah masing-masing WTS.
“Kita ingin memanusiakan manusia dengan sebaik-baiknya. Penutupan lokalisasi ini bukan hanya dengan menutup begitu saja, tapi ada upaya pemberdayaan bagi para WTS, mucikari dan masyarakt terdampak eks penutupan lokalisasi,” pungkasnya. [iib]

Tags: