Siapkan Generasi Muda Menjawab Tantangan 10 Tahun ke Depan

Mohammad Nuh

Mohammad Nuh
Sepuluh tahun kedepan tantangan para generasi muda semakin besar. Tidak hanya mengandalkan kemampuan berpikir, tapi juga harus kreatif dan inovatif. Kekhawatiran tersebut dirasakan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr  Ir  KH Mohammad Nuh, DEA ketika ditemui Bhirawa di Surabaya, Senin (28/8) kemarin.
Nuh yang juga mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini tengah menyiapkan generasi muda sekarang tidak hanya sekadar keagamaannya. Melainkan kemampuan berpikirnya juga bisa melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan ke depan.
“10 tahun kedepan itu yang jelas tambah rumit. Oleh karena itu diperlukan generasi baru yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan kreatif serta inovatif,” terangnya.
Menurut dia, para generasi muda tidak hanya mengandalkan dari sisi pendapatan menjadi pegawai. Tapi juga memiliki jiwa entrepreneur  yang nahdliyin dengan disemangati tiga pilar. Ketiga pilar tersebut yakni Kebangkitan Nasional (Nahdlatul Wathan), Artikulasi Pemikiran (Taswirul Afkar), dan Kebangkitan Saudagar (Nahdlatut Tujjar).
“Oleh karena itu, salah satu misi kita yakni entrepreneur  tapi jiwa nahdiyin yang disemangati tiga pilar itu,” ulas Nuh.
Kenapa Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan Universitas, kata Nuh, karena ingin menyempurnakan pilar-pilar yang sudah ditanam oleh NU. Ketiga pilar tersebut sudah ditanamkan mulai tahun 1916. Baru 10 tahun berikutnya yakni tahun 1926 jadilah NU.
“Nah, Taswirul Afkar (Artikulasi Pemikiran) tidak lain adalah melalui pendidikan,” katanya. Dengan pilar tersebut, lanjut dia, diharapkan ada generasi baru yang tampil dalam 10 tahun kedepan. Dimana para generasi muda yang baru memiliki jiwa-jiwa spiritual.
“Anak-anak yang memang dididik secara khusus dengan jiwa-jiwa spiritual ke-NU-an,” harap Nuh. Oleh karena itu, pihaknya tengah serius mempersiapkan para generasi muda jauh lebih hebat dan baik lagi. [geh]

Tags: