Siapkan Kafilah Tingkat Nasional Kemenag Gelar MQK

Kepala Kemenag Lamongan H. Sholeh, MSi saat membuka Lomba Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) tingkat Lamongan. [Alimun Hakim]

Lamongan, Bhirawa
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lamongan terus berupaya maksimal untuk menghadapi Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) tingkat provinsi dan nasional. Keseriusan tersebut mengingat MQK menjadi ciri khas pondok pesantren di Lamongan.
Pondok pesantren menjadi pusat kajian ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber pada kitab-kitab berbahasa Arab seperti “kitab kuning”. Sedangkan di Kabupaten Lamongan sendiri banyak pondok pesantren salaf yang melakukan kajian kitab kuning.
Menurut Kasi Pendidikan dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Lamongan, H. Banjir Sukomulyo, salah satu upaya menghadapi event Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) tingkat provinsi dan nasional tersebut, Kantatr Kemenag Kabupaten Lamongan menggelar Lomba Musabaqoh Qiro’atil Kutub (MQK) yang diikuti sebanyak 108 peserta terdiri dari santri pondok pesantren yang berpartisipasi dan 18 Penghulu.
“Hasil dari lomba ini akan kami delegasikan untuk lomba tingkat provinsi, yang selanjutnya nanti juga akan ada lomba MQK tingkat nasional,” kata H. Banjir Sukomulyo, Kamis(20/12).
Peserta lomba MQK ini, lanjutnya merupakan perwakilan santri madrasah diniyah pondok pesantren se Kabupaten Lamongan dari 3 jenjang, yaitu, santri diniyah ula (maksimal 13 tahun), santri diniyah wustha (maksimal 16 tahun) dan santri diniyah Ulya (maksimal 19 tahun).
“Lomba MQK ini juga dalam rangkaian peringatan HAB ke 73 Kemenag yang diselenggarakan di Aula Kemenag Lamongan Jalan Veteran” ungkap Banjir, panggilan H. Banjir Sukomulyo.
Banjir juga menegaskan bidang lomba dalam MQK kali ini adalah perlombaan yang menekankan keahlian, kefasihan dan kebenaran dalam membaca, menghafal nadzom atau matan (hifdzul mutun) serta pemahaman teks kitab kuning tertentu yang dijadikan rujukan, meliputi bidang fiqih, nahwu, tafsir, hadits, ushul fiqh, akhlaq, tarikh, balaghoh, debat bahasa Arab.
Di sisi lain, Kepala Kemenag Lamongan H. Sholeh, MSi menyebutkan lomba MQK berbeda dengan lomba yang lain.
“Karena membutuhkan keilmuan, pemahaman dan ketelitian, berbeda dengan lomba rebana dan lainya meski semuanya demi syiar Islam,” tegasnya Sholeh yang juga memaparkan sebagai bentuk penghargaan pagi para juara Kemenag Lamongan menyiapkan sejumlah trophy dan uang pembinaan. [Mb9]

Tags: