Siapkan Proktor-Petakan Sekolah Songsong UN Perbaikan

ujian nasionalDindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menyambut antusias pelaksanaan Ujian Nasional (UN) perbaikan yang bakal digelar pada Februari 2016 mendatang. Langkah pertama yang akan dilakukan ialah menyiapkan proktor (pengawas utama) ujian dengan metode Computer Based Test (CBT).
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Dindik Jatim Hudiono mengaku akan segera mengumpulkan seluruh proktor dari sekolah-sekolah penyelenggara UN CBT di Jatim. Mereka akan ditemukan dengan tim UN CBT dari Kemendikbud. Tujuannya untuk memberi pemahaman awal bagi proktor terkait gambaran umum sistem yang akan digunakan dalam UN perbaikan.  “Bulan ini akan kita panggil dulu semua. Kita temukan dengan tim Kemendikbud. Kemudian tahap berikutnya kita latih,” tutur Hudiono saat dikonfirmasi, Selasa (1/9).
Hudiono menjelaskan koordinasi dengan proktor diakuinya cukup penting. Sebab, semua peserta UN perbaikan akan menggunakan metode CBT. Di sisi lain, tidak setiap siswa akan mengikuti semua mata ujian.  “Yang diperbaiki hanya mata pelajaran yang nilainya di bawah 5,5. Jadi satu mapel ujian, pesertanya pasti berbeda dengan mapel lain. Meskipun sama-sama SMK atau SMA,” ungkap dia.
Selain itu, persiapan yang harus dilakukan ialah pemetaan sekolah yang akan digunakan UN perbaikan. Dari segi sarana dan prasarana harus memadahi. Namun yang lebih penting dari itu ialah terkait pendataan peserta. Sebab, pendaftaran yang bersifat online akan menghasilkan data peserta yang dinamis. Karena itu, koordinasi dengan Kemendikbud harus jauh-jauh hari.  “Apalagi tidak semua siswa yang nilainya di bawah 55 wajib ikut. Hanya yang mau memperbaiki saja. Selain itu, siswa dari provinsi lain juga bisa ikut di Jatim,” tutur dia.
Pendataan harus sinkron antara Kemendikbud dengan provinsi. Ini agar penyelenggara di kabupaten/kota segera bisa menyiapkan sekolah yang akan digunakan ujian perbaikan.
Seperti diberitakan Bhirawa sebelumnya, Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Ujian Nasional (UN) perbaikan 2016 mendatang mulai dimatangkan. Salah satunya terkait mekanisme pendaftaran ujian yang akan dilakukan secara online oleh calon peserta langsung ke sistem milik Kemendikbud.
Dengan mekanisme tersebut, sukses atau tidaknya UN perbaikan secara otomatis akan bergantung pada kesadaran peserta didik untuk melakukan perbaikan nilai. Sebab, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota bahkan sekolah sekalipun, tidak bisa menekan siswa yang telah lulus untuk mengikuti UN perbaikan.
Tidak hanya Jatim, Dindik Surabaya pun menunjukkan antusismenya dalam menggelar UN perbaikan. Kabid Pendidikan Menengah Dindik Surabaya Sudarminto menegaskan sekolah di Surabaya yang mempunyai siswa dengan nilai di bawah 55 wajib memberi informasi adanya ujian perbaikan ke siswa tersebut. “Satu persatu siswa harus dihubungi. Bisa ditelepon atau dengan cara lain,” kata dia kemarin.
Mantan Kepala SMAN 16 ini menjelaskan Kemendikbud telah bersikap bijaksana dengan membuka pendaftaran secara online. Sebab, lulusan SMA/MA dan SMK telah menyebar ke berbagai penjuru Tanah Air. Supaya tidak kembali ke sekolah hanya untuk UN perbaikan, maka dibuka pendaftaran online. “Misalkan domisili siswa itu sekarang ada di Ujung Pandang, dia tinggal memilih lokasi ujian di sana saat mendaftar UN perbaikan. Pemerintah sudah memberi kemudahan,” ungkap Sudarminto.
Karena UN perbaikan ini sifatnya tidak wajib, Dindik Surabaya berupaya mendorong dan memfasilitasi siswa yang ingin memperbaiki nilai. Yang perlu dicatat, tambah Sudarminto, siswa hanya mengikuti UN perbaikan untuk mata pelajaran yang nilainya di bawah standar minimal. Bukan semua mapel harus diikuti.  [tam]

Tags: