Siapkan PTM, Kemenag Kanwil Jatim Gelar Webinar

Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi dalam webinar yang digelar INOVASI dan Kemenag Kanwil Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dilaksanakan Juli mendatang. Sejumlah persiapan pun dilakukan sekolah dan stakeholder pendidikan. Salah satunya dengan mewajibkan dua kali vaksin pada tenaga pengajar. Maka Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Webinar kesiapan di masa pandemi Covid 19 untuk melihat situasi pendidikan di Jatim saat ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Wahid Wahyudi yang turut hadir dalam webinar memaparkan sektor pendidikan termasuk paling terdampak dalam pandemi Covid. Selama setahun ini, ada 6 juta siswa di bawah Kemenag Jatim dan ada 5.131 pesantren dengan lebih dari 1 juta santri yang selama pandemi harus mengaji dari rumah.
“Maka Dindik Jatim sudah menyiapkan skenario PTM terbatas selama pandemi. Yang pasti mengutamakan keselamatan siswa, pendidik dan tenaga pendidik,” tegasnya, Kamis (10/6).
Psikologis dan tumbuh kembang anak juga menjadi pertimbangan diadakannya PTM di Jatim. Pada situasi saat ini, dunia pendidikan butuh inovasi dalam tata kelola dan proses belajar mengajar. Sehingga segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan situasi pandemi. Di samping inovasi, standar sekolah tidak hanya diukur dalam standar nasional, namun juga standar internasional. Sehingga harus ada asesmen kompetensi minimal untuk menentukan kualitas lulusan.
“Selain kesulitan karena pandemi, pendidikan di Jatim ada lima pekerjaan rumah yang mendesak untuk dicari solusinya. Melalui misi Jatim Cerdas diharapkan permasalahan ini bisa diselesaikan,” jelasnya.
Mulai dari percepatan indeks pembangunan di Jatim yang masih 15 besar karena dukungan indeks pendidikan yang cukup rendah. Kemudian adanya disparitas kualitas antar lembaga pendidikan, belum optimalnya kualitas, kuantitas dan sebaran tenaga pendidik serta guru, belum optimalnya pelayanan khusus untuk anak disabilitas dan angka melanjutkan perguruan tinggi yang masih rendah.
Sementara itu, Direktur Direktorar Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) madrasah Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof dr Ishom mengungkapkan, pandemi telah mengubah pembiasaan dalam pembelajaran.
“Berdasarkan hasil penelitian UI, dampak turunan pandemi ini meningkatkan jumlah kemiskinan, pengangguran bahkan anak sekolah sulit fokus pada materi pembelajaran,”urainya.
Untuk itu, Kemenag bersama Kemendikbud dan Inovasi membuat panduan pembelajaran di masa pandemi. Panduan ini berisi pembahasan tugas dan tanggung jawab satuan pendidikan hingga prosedur hingga protokol kesehatan pembelajaran tatap muka terbatas.
“Saya sangat berharap para pemangku kepentingan dari sekolah dan lembaga pendidikan bisa mengkritisi panduan ini untuk kemudian disempurnakan lagi,” tegasnya.
Prof Ishom berharap, panduan pembelajaran selama masa pandemi ini bisa mengurangi learning loss yang banyak dialami siswa selama pembelajaran jarak jauh. [ina]

Tags: