Siapkan Rp1,1 Triliun Bangun Tanggul Kali Lamong

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Gresik Sambari Halim saat mengunjungi lokasi bencana banjir di Desang Guranganyar, Cerme. [adit hananta utama]

Bupati Gresik Siap Bersinergi dengan Pemprov
Pemprov Jatim, Bhirawa
Banjir di Desa Guranganyar, Cerme, Kabupaten Gresik telah berlangsung sejak Kamis 2 Januari pukul 22.00. Hingga kemarin, Rabu (8/1) ketinggian air yang menggenangi pemukiman warga masih setinggi dada orang dewasa.
Bersama jajaran OPD Pemprov Jatim dan Bupati Gresik Sambari Halim, Geburnur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung bencana banjir di lokasi tersebut sepulang menjalankan ibadah umroh. Dari hasil tinjauan itu, Khofifah meminta ada solusi berkelanjutan yang dapat dilakukan bersama-sama. Baik melalui sinergi Kementerian PUPR, Pemprov Jatim hingga pemerintah kabupaten yang dilewati Kali Lamong.
“Satu dari 218 lampiran Perpres 80 tahun 2019 itu adalah pembangunan tanggul Kali Lamong. Besok (hari ini) akan kita komunikasikan ulang dalam rakor di Surabaya untuk memetakan 218 proyek tersebut,” tutur Khofifah usai meninjau lokasi banjir di Desa Guranganyar, Cerme, Gresik.
Dijelaskannya, Kali Lamong ini membutuhkan tanggul sebagaimana yang terdapat daam lampiran Perpres. Tanggul Kali Lamong akan didanai APBN senilai Rp1,1 triliun yang irisannya ada di Lamongan, Gresik, Mojokerto, dan Surabaya.
“Kita butuh FS yang terbaru sehingga mengetahui titik-titik yang kemungkinan akan dibutuhkan untuk membangun tanggul. Aprasialnya bagaimana. Kalau anggaran Rp 1,1 triliun itu cukup untuk pembebasan tanah penyiapan tanggul sampai tahapan apa? Saya kira ini butuh FS yang terupdate,” jelas Khofifah.
Selain meninjau lokasi banjir di Cerme, Khofifah juga melakukan peninjauan di bekas lokasi banjir Desa Banyulegi, Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Dalam kesempatan itu, Khofifah kembali menegaskan bahwa intensitas hujan dan debit air yang tinggi di Kali Lamong harus diberikan solusi yang berkelanjutan. Pihaknya sudah berkordinasi dengan Bupati Gresik maupun Kementerian PUPR bahwa kebutuhan terhadal tanggul di Kali Lamong adalah pasti.
“Ini solusi strategis jangka panjang karena ada perbedaan dengan apa yang diharapkan Pemkab Gresik menginginkan pengerukan. Kalau pengerukan sedimentasinya akan meningkat kembali dalam lima tahun. Padahal yang harus dikeruk panjang sekali,” tutur dia.
Namun, Khofifah mengaku bahwa Wagub Jatim sebelumnya telah kordinasi Bupati Gresik agar bisa berseiring dengan kebijakan Kementerian PUPR. Bahwa solusi yang harus diambil antara lain dalam bentuk tanggul bukan pengerukan. Karena itu membutuhkan pembebasan lahan di area seputar tanggul. Kalau ada pembebasan lahan, maka anggaranya dari Kementerian PUPR. Tetapi Pemkab Gresik diharapkan pendekatan dengan masyarakat sekitar. Karena kalau tidak dibuat tanggul sedimentasi relatif cepat.
“Kita membutuhkan solusi jangka panjang. Kalau hulu di Kali Lamong ada tanggul, maka daya tampung akan semakin besar sehingga efek ke Dawarblandong bisa dikurangi bahkan bisa tuntas,” tutur dia.
Sementara itu, Bupati Gresik Sambari Halim menuturkan, wilayah yang dikunjungi tersebut baru dua kali terdampak banjir. Karena itu, Pemkab Gresik berusaha selalu respon tanpa harus saling menyalahkan. Temasuk solusi yang diberikan Gubernur Khofifah akan ditindaklanjuti. “Kita tidak usah mengatakan itu kiriman Mojokerto atau Lamongan. Yang pasti banjir ini harus ditangani dengan solusi terbaiknya seperti apa,” tutur Sambari.
Menurutnya, Pemkab Gresik harus sinergi dan mendukung rencana Pemprov Jatim. “Apa yang direncanakan Kementerian PUPR, apa yang direncanakan Pemprov Jatim akan kami tindaklanjuti,” tambah dia.
Hartanto, salah satu warga Perumahan Cerme Prisma Land merupakan satu di antara para korban yang mengungsi. Tingginya air yang menggenang di perumahan mereka tidak memungkinkan rumahnya untuk ditinggali. “Kami sementara ngungsi di rumah keluarga di Sidoarjo. Sebagian warga ada yang mengungsi sementara di rumah Pak RT,” tutur Hartanto.
Menurut dia, air yang datang hingga menyebabkan banjir pada Kamis malam tidak disertai dengan hujan di lokasi tersebut. Namun, tiba-tiba air terus datang hingga ketinggiannya sedada orang dewasa. “Ya tinggal ini yang bisa diselamatkan. Semua barang-barang masih terendam di dalam. Kulkas, TV semua masih terendam tidak bisa diselamatkan. Baju-baju sebagian juga masih didalam,” tutur Hartanto sembari mengemasi pakaiannya dalam kantong kresek bersama istrinya. [tam]

Tags: