Siapkan Rp4,8 M Demi Lahan Organik Kota Batu

Pengembangan tanaman organic di pekarangan rumah diharapkan akan mampu meningkatkan penghasilan warga Kota Batu.

Pengembangan tanaman organic di pekarangan rumah diharapkan akan mampu meningkatkan penghasilan warga Kota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Di tahun anggaran 2016 nanti, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) akan memaksimalkan perkarangan rumah milik warga sebagai tempat pengembangan pertanian organic. Untuk itu Pemkot Batu telah menganggarkan dana Rp 4,8 miliar untuk menyukseskan program tersebut. Program ini untuk mengganti pengembangan organik di hamparan atau tanah lapang yang dinilai kurang sukses.
Diketahui, pengembangan pertanian organik merupakan salah satu visi misi dari Walikota Batu saat ini. Untuk itu, Pemkot tak ragu untuk mengeluarkan anggaran besar untuk menyukseskan program ini. “Dan di tahun anggaran 2016 ini, kita akan mengembangkan pertanian organic ini di pekarangan-pekarangan rumah warga,”ujar Kepala Distanhut Kota Batu, Budi Santoso, Selasa (3/11).
Untuk merealisasikan program ini, katanya, Distanhut telah menganggarkan dana sebesar Rp 4,8 miliar. Dengan rincian, setiap desa/ kelurahan akan mendapatkan dana bantuan sebesar 200 juta.
Tingginya bantuan ini karena pemkot menginginkan agar setiap rumah penduduk bisa mengembangkan pertanian organic secara gratis. Artinya, bantuan tersebut diberikan bukan dalam bentuk uang tunai. Melainkan bantuan berupa peralatan pertanian organic, mulai dari poliback, bibit, hingga pupuk organic. “Jadi untuk mengembangkan pertanian organic di rumah mereka, setiap warga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya,” jelas Tossi, panggilan akrab Budi Santoso.
Dengan program baru ini, lanjut Tossi, diprediksi di setiap rumah tangga akan memiliki 50-75 polyback yang ditanami sayuran organic. Program ini yang akan dimulai awal tahun anggaran Januari 2016, diprediksi akan mendapatkan  panen awal pada bulan April 2016. Untuk itu Pemkot juga akan membantu warga untuk memasarkan hasil pertanian organic dari warga tersebut.
Dan dalam masalah pemasaran, saat ini Distanhut menjalin kerja sama dengan Universitas Brawijaya untuk melakukan kajian potensi sayuran organik di dunia usaha. “Kajian tersebut meliputi sayuran apakah yang banyak diminta dari kalangan usaha, dan sayuran apakah yang memiliki harga tinggi dan bisa dikembangkan di pekarangan rumah warga,”pungkas Tossi.  [nas]

Tags: