Sidak Apotek, Wali Kota Malang Tak Temui Penimbunan Masker

Kota Malang, Bhirawa
Pembelian masker, dampak dari merebaknya virus corona, memantik perhatian khusus Wali Kota Malang Sutiaji. Peria yang juga ustadz ini, langsung melakukan sidak, di sejumlah apotik. Hasilnya Indikasi penimbunan masker di Kota Malang belum ditemukan hingga saat ini.
Sutiaji, kepada wartawan saat berada di Medika Lab Jl BS Riadi Distributor Alat Kesehatan Kota Malang, Rabu 4/3 kemarin mengutarakan, bahwa tidak penimbunan masker.
“Karena mereka sudah kosong juga stoknya. Sudah habis, jadi tidak ada barangnya,”ujar Sutiaji.
Dia mengatakan, menurut pantauan lainnya masker masih ada di dua apotek saja, itupun stok sudah sangat terbatas. Apotek pertama hanya tinggal 7 pak dan satunya tinggal 27 pak saja. Melihat kondisi ini, Sutiaji mengatakan warga perlu melakukan opsi lain untuk mencegah virus masuk.
Salah satunya adalah, menjaga ketahanan dan imun tubuh dengan mulai menggiatkan perilaku hidup sehat. Pasalnya habisnya stok ketersediaan masker tidak dapat dihindari. Dan terjadi di berbagai daerah lainnya.
Kondisi ini menurutnya, akibat perilaku masyarakat yang berlebihan. Seperti yang dikatakan kebutuhan masker untuk tiha situasi.
“Masker pertama untuk pasien, kedua untuk keluarga yang merawat pasien dan ketiga bagi petugas medis,” tegasnya.
Sementara itu dari pemantauan ini dipastikan Sutiaji tidak ada indikasi penimbunan dilakukan. Pasalnya Medika Lab merupakan distributor utama alat kesehatan di Kota Malang.
Sutiaji kemudian menegaskan untuk stok masker yang ada di puskesmas dinyatakan masih tersedia.
Hanya saja penggunaannya hanya untuk pasien dan petugas medis. Ia memastikan ketersediaan masker di puskesmas-puskesmas Kota Malang masih cukup.
Sementara itu upaya lain juga dilakukan Pemkot Malang. Ia menjelaskan, akan mengumpulkan pengelola apotek seluruh Kota Malang pada Kamis 5/3 mendatang.
Hal ini dilakukan menyusul menipisnya stok masker di Kota Malang.
Selain itu, tujuanya menghindari adanya potensi penimbunan masker di Kota Malang menyusul isu Virus Corona di Indoenesia.
Ia menerangkan, pengelola apotek-apotek di Kota Malang akan dikumpulkan untuk melakukan rapat koordinasi di Balai Kota Malang.
“Besok (hari ini,red) akan kami lakukan pertemuan dengan seluruh pengelola apotek di Kota Malang. Satu membahas ketersediaan masker ini karena kita mau tau data jelasnya,” tegas Sutiaji.
Ia meneruskan data yang didapatnya masih belum dapat dipastikan akan tetapi fakta di lapangan memang menunjukan stok masker sudah langka. Menurut Sutiaji hal ini akan menimbulkan tindak penimbunan dan juga kenaikan harga masker yang sangat tinggi.
Untuk menghindari ini ia memustuskan untuk melakukan rapat koordinasi ini dengan seluruh apotek di Kota Malang. Juga mengundang jajaran dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, empat Rumah Sakit di Kota Malang Ditunjuk Jadi Rujukan Penanganan Virus Corona.
Untuk wilayah Jawa Timur, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sebagai rujukan utama. Sedangkan tiga RS lainnya menjadi rujukan satelit, yakni RST Supraoen, RS Lavalette, dan RS Panti Waluya Sawahan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengungkapkan, empat RS itu ditunjuk sebagai rujukan lantaran memiliki sarana dan prasarana yang memadai. ”Empat rumah sakit yang ditunjuk Pemprov Jatim ini dinilai siap menangani pasien suspect Corona. Kalau rumah sakit yang tidak ditunjuk ya berarti belum punya fasilitas yang memadai,” ujar Husnul.
Fasilitas yang memadai tersebut sudah pasti memiliki ruang isolasi khusus untuk menangani pasien suspect Corona. “Ruang isolasi ini terpisah dari layanan kesehatan pasien lain. Akses untuk menuju ruang isolasi ini juga harus dipisahkan, tidak boleh bercampur dengan pasien lain,” tuturnya.
Dinkes Kota Malang mengimbau masyarakat agar tidak panik berlebihan menghadapi isu penyebaran virus tersebut di Indonesia. [mut]

Tags: