Sidak Belum Temukan Indikasi Penimbunan

Sidak Belum Temukan Indikasi PenimbunanKota Malang, Bhirawa
Operasi Pasar yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, belum berdampak signifikan. Pasalnya di sejumlah toko dan penujual beras di Kota Malang, harga beras masih sangat tinggi, yakni berkisar antara Rp 9500, sampai dengan Rp 10.000 untuk beras ukuran medium.
Guna memastikan tidak ada penimbunan Disperindag Kota Malang, menggelar inspeksi mendadak (sidak), Senin (2/3) kemarin di gudang distribusi beras. Diseperindag belum menemukan indikasi penimbunan.  Sejumlah gudang ditemukan dalam keadaan kosong.
“Kita ingin memastikan jika tidak ada penimbunan, bahkan ada beberapa gudang yang  kosong tidak ada stok beras. Kalaupun ada jumlahnya masih tergolong wajar, sesuai dengan kebutuhan yang mereka jual setiap hari,” ujar Tri Widyani Pangastuti, Kepala Disperindag Kota Malang, kepada wartawan.
Pihaknya lantas merinci dari hasil sidak yang dia lakukan, di UD Angger, Distributor beras di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, hanya ada stok sedikit. Bahkan berdasarkan pengakuan pemiliki gudang Lilik Sugiarto, pihaknya tidak berani mendatangkan beras karena harganya memang tinggi.
“Stok beras kosong karena harga beras dari pabrik mahal, sehingga distributor tak mau membeli beras. Akibatnya terjadi kekosongan stok, kalau kami  memaksa ambil beras dengan harga mahal dikawatirnya tidak ada yang beli,” tutur Lilik Sugiarto.
Kekosongan beras juga terjadi di UD Pari kesit, di Jalan Kolonel Sugiono, gudang yang berdiri sejak tahun 1970 itu, kosong sudah dua Minggu tidak ada aktifitas. Seorang karyawan  bagian adminsitarasi Eli Tiani, mengaku jika sudah tidak beraktifitas selama dua pekan terakhir.
Sejak harga beras naik, kata Eli, gudangnya tidak beroprasi. Ini desebabkan  pasokan  yang minim. Aktifitas gudang  sama sekali tidak ada. Pihaknya berharap pemerintah segera mengatasi persoalan beras sehingga gudangnya beroprasi lagi. “Kami menggantungkan hidup dari gudang beras ini, kalau gudangnya tidak beroperasi maka bisa mengancam mata pencaharian kami. Makanya kami  sangat berharap harga beras segera turun,”tutur Eli Tiani.
Kondisi sedikit berbeda terlihat PT. Taruna, yang bersebelahan dengan UD Pari Kesit, di PT Taruna tampak masih ada aktifitas karyawan. Bahkan saat tim dari Diseperindag bersama dengan petugas Kepolisian melakukan sidak karyawanya sedang menurunkan beras jenis mentari, yang didatangkan dari Pasuruan dan Kediri.
Budianto, salah satu pemilik PT. Taruna mengatakan, stok beras yang dimiliki itu tidak sebanding dengan kebutuhan beras yang dipesan oleh pelanggannya. Kalau  saja sekarang ini masih ada stok beras belum ada order yang diterimanya.
“Kami menunggu order saja, kalau belum ada order ya beras kami masih ada. Nanti akan langsung kita kirim jika sudah ada yang order. Sebab sejak kanaikan harga beras beberapa hari belakangan ini pelanggan kami banyak yang menunda pesanan,” tukasnya.
Kembali kepada Kepala Disperindag, terkait dengan adanya  indikasi  penimbunan beras, Disperindag masih belum bisa memastikan. “Besok akan kita lakukan sidak lanjutan untuk membuktikan apakah ada penimbunan beras, atau tidak,” tutur Tri Widyani Pangastuti.
Jika ada pelanggaran, sambung Yani, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian, guna dilakukan penyelidikan. [mut]

Tags: