Sidak Pasar, Jombang Masih Aman dari Merica Palsu

Wakil Bupati Hj Mundjidah Wahab bersama Sekdakab Ita Triwibawati saat sidak harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Cukir Diwek Jombang, Rabu (17/6).

Wakil Bupati Hj Mundjidah Wahab bersama Sekdakab Ita Triwibawati saat sidak harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Cukir Diwek Jombang, Rabu (17/6).

Jombang, Bhirawa
Jelang puasa, Wakil Bupati Hj Mundjidah Wahab melakukan inspeksi mendadak  di beberapa pasar tradisional, Rabu (17/6). Sidak dilakukan untuk memantau harga kebutuhan pokok yang biasanya melambung, serta memastikan kemungkinan merica palsu beredar di Jombang.
Wakil Bupati Mundjidah Wahab bersama Sekdakab Ita Triwibawati, langsung menuju Pasar Tradisional Cukir dan Pasar Blimbing. Satu per satu lapak pedagang didatangi, dan komoditas barang yang dijual diperiksa oleh petugas yang ikut rombongan. “Kami belum menemukan merica yang diduga palsu. Ini sudah pasar ke sekian yang sudah kami datangi, jadi sepertinya memang Jombang tak menjadi wilayah peredaran,” kata Wabup Mundjidah memastikan.
Namun demikian, Mundjidah yang juga mantan anggota DPRD Jatim ini meminta masyarakat tetap waspada, mengingat kasus peredaran merica palsu sudah terjadi di Kabupaten Mojokerto. Paling tidak dengan mengetahui perbedaan barang yang asli dan palsu. “Tetap harus hati-hati dalam memilih barang yang dibeli dari pasar. Sampai saat ini kami juga masih belum menerima laporan dari masyarakat terkait masalah itu,” tambah puteri Pendiri NU KH Wahab Chasbullah ini.
Sementara itu, Kabag Administrasi Perekonomian Yulin Oetarti menjelaskan, butiran merica palsu diberi warna tertentu agar menyerupai warna merica asli. Sama dengan memalsukan komoditas beras, butiran merica palsu dioplos dengan merica asli dalam jumlah banyak. Sehingga bisa mengurangi berat merica asli yang akan dibeli oleh warga. “Kalau mau mencoba makan, merica palsu tidak ada rasanya sama sekali. Hanya bentuk dan warnanya saja yang mirip. Selain itu merica palsu kalau direndam air mudah hancur,” ujarnya. Sementara terkait Operasi Pasar (OP) untuk menekan harga, Pemkab Jombang mengakui harga sembako dari OP yang dilakukan pemerintah propinsi bersama Bulog masih sama dengan harga di pasaran. “Kita akan mengusulkan kembali ke provinsi atas temuan di lapangan, sehingga OP bisa maksimal dan bisa menekan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat,”ujar Sekdakab Ita Triwibawati.
Seperti diketahui, guna meredam gejolak kenaikan harga dan inflasi daerah,  Pemprov Jatim bekerjasama dengan Bulog Sub Divre Surabaya Selatan serta Pemkab Jombang  menggelar operasi pasar  sembako.  Namun karena kurangnya sosialisasi, banyak masyarakat yang tidak tahu. Imbasnya  animo masyarakat untuk membeli sembako tidak begitu tinggi.
Dalam OP kemarin, untuk harga beras dipatok harga Rp 8.500 rupiah per kg,  gula pasir Rp 11.500 per kg,  minyak goreng Rp 10.000 per kg, serta tepung terigu Rp 7.500 per kg. [rur]

Tags: