Sidoarjo Bangun Ribuan Jamban untuk Warga Miskin

Agus Budi Cahyono

Agus Budi Cahyono

Sidoarjo, Bhirawa
Banyak cara dalam mengentaskan kemiskinan untuk warga di Kab Sidoarjo. Tahun 2016 ini, Dinas PU Cipta Karya Kab Sidoarjo membangunkan 4.240 unit jamban sehat untuk Kepala Keluarga (KK) yang masuk dalam kategori miskin.
Karena itu penyediaan jamban sehat untuk warga miskin ini, tidak pada semua kecamatan atau 18 kecamatan di Kab Sidoarjo. Tapi hanya pada 12 kecamatan saja sebagaimana sesuai data kemiskinan daerah di Bappeda Kab Sidoarjo yang jumlahnya tergolong cukup banyak. Yakni akan dibangun di Kec Balongbendo, Tarik, Wonoayu, Prambon, Tulangan, Krembung, Porong, Jabon, Krian, Sukodono, Gedangan dan Buduran. Sedangkan enam kecamatan yang tak masuk dalam program ini diantaranya Kec  Sidoarjo, Taman, Waru, Candi, Tanggulangin dan Sedati.
”Program ini mengacu pada data kemiskinan daerah, maka kecamatan yang banyak warga miskinnya kita dahulukan dulu,” terang Kepala Dinas PU Cipta Karya Kab Sidoarjo, Ir Agoes Budi Tjahyono MT, saat dihubungi Minggu (28/2) kemarin.
Disampaikannya, kalau program pembangunan jamban sehat untuk rumah warga miskin seperti ini, sudah berjalan sejak tahun 2013 silam. Karena untuk pengetasan kemiskinan lewat pembangun jamban, maka program ini akan dilanjutkan  sampai tahun 2020, sesuai data kemiskinan di Bappeda.
”Sampai lima tahun kedepan diperkirakan bisa membangun sampai 30.040 unit jamban, tapi tak menutup kemungkinan bisa lebih, sebab siapa tahu ada permintaan masyarakat yang berminat mengajukan bantuan,” kata Agoes, dibenarkan Ir Irwan Irsyani MT, Kabid Penyehatan Lingkungan Perumahan dan Pemukiman (PLPP).
Menurut Agoes, warga miskin yang mengajukan pembangun jamban sehat ini harus melalui desa.Kemudian diajukan ke Bappeda, sebagai sekretariat pengentasan kemiskinan daerah di Kab Sidoarjo. ”Nanti akan ada survei agar tepat sasaran, berapapun akan kita tampung, akan kita bangun tapi, secara bertahap, sebab ini namanya pengetasan kemiskinan,” papar Agoes.
Menurut Agoes, pihaknya dulu juga sempat mempunyai program membangun jamban, namanya wc communal di satu desa 1 titik. Tujuannya agar warga desa  bisa hidup sehat dan tidak dan kumuh. Namun sayang, warga  desa justru tidak mau merawatnya dengan baik. Maka setelah dilakukan
evaluasi, program ini terpaksa dihentikan. Sebagaimana data yang ada di Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, di Kab Sidoarjo hingga kini masih  kekurangan jamban pada sebanyak 95.477 KK dari 519.129 KK di Kab Sidoarjo.
Menurut Kepala Dinkes Sidoarjo, dr Ika Harnasti, keberadaan jamban sehat ini sangat diperlukan, sebab bila warga masih suka Buang Air Besar (BAB) sembarangan, maka akan menimbulkan berkembangnya bakteri ecoli. Bakteri ini penyebab terjadinya penyakit diare.
”Maka jamban sangat dibutuhkan, sebab penyakit diare di Kab Sidoarjo selama ini termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita masyarakat,” terang dr Ika.
Penyakit diare, menurut dr Ika, jangan dipandang remeh, sebab kalau terlambat dalam penangannya, maka bisa menimbulkan kematian. Tapi sekarang menurut dr Ika,  mulai cepat dalam penanganan, maka tak sampai menimbulkan kematian. ”Diare ini sangat riskan pada anak-anak, tapi karena penyakit ini
termasuk penyakit yang sering terjadi maka dianggap biasa, orang-orang memandangnya biasa saja, padahal kalau penanganan terlambat bisa bahaya,” tegas dr Ika. [kus]

Tags: