Sidoarjo Tingkatkan Kewaspadaan Penyakit Malaria

Sebanyak 200 orang di Kab Sidoarjo dikumpulkan untuk mengikuti sosialisasi eliminasi penyakit Malaria. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Meski saat ini dalam pandemi covid-19, masyarakat di Kab Sidoarjo tetap diingatkan oleh Dinas Kesehatan Sidoarjo, supaya tetap waspada akan penyakit Malaria. Sebab penyakit ini juga bisa mengakibatkan kematian.

Karena itu, sebanyak 200 orang, Rabu (13/10) kemarin, dari berbagai unsur, diundang oleh Dinkes Kab Sidoarjo, untuk mengikuti pelaksanaan gerakan masyarakat hidup sehat atau GERMAS untuk menuju eliminasi penyakit Malaria, di Edotel, Sidoarjo.

Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman, yang membuka kegiatan sehari itu, mengatakan sebenarnya pada tahun 2014 lalu Kab Sidoarjo sudah mendapat sertifikat eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan RI. Di dalam tahap ini, Kab Sidoarjo dituntut agar tetap bisa mempertahankan penularan penyakit Malaria, supaya tetap Nol.

Warga Sidoarjo diminta supaya waspada, karena di Kab Sidoarjo sempat kecolongan, ada yang sempat positip Malaria import, yakni karena tertular dari daerah yang termasuk dalam endemis Malaria.

Data tahun 2018 lalu ada 4 kasus. Tahun 2019 ada 7 kasus. Tahun 2020 ada 3 kasus. Dan tahun 2021 ada 3 kasus.

“Semua kasus sudah mendapatkan penyelidikan epideiologi dan mendapatkan pengobatan sesuai standart,” jelas drg Syaf.

Upaya eliminasi yang juga sudah dilakukan di Kab Sidoarjo, lanjut drg Syaf, para atlet yang baru datang dari kegiatan PON XX di Papua, harus menjalani pemeriksaan RDT Malaria oleh KKP. Juga dilakukan pemantauan oleh pihak Puskesmas selama 1 bulan.

Untuk mengeliminasi penyakit Malaria ini, menurut drg Syaf, pada sidang kesehatan dunia ke-60 tahun 2007 lalu, telah dikeluarkan suatu resolusi untuk eliminasi penyakit Malaria, yakni selambat-lambatnya sampai tahun 2030 yang akan datang.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2008 lalu, saat peringatan hari Malaria sedunia, Presiden RI saat itu juga berkomitmen untuk bisa mencapai eliminasi penyakit Malaria pada tahun 2030.

Khusus regional Jawa-Bali, lanjut drg Syaf, pihak WHO menargetkan harus bisa mencapai eliminasi Malaria pada tahun 2023. Untuk bisa mencapai target tersebut, provinsi yang ada di Jawa dan Bali, kata drg Syaf, maka harus bisa mencapai eliminasi Malaria di tahun 2022.

“Semoga pelaksanaan GERMAS di Kab Sidoarjo, akan bisa memberikan sumbangan untuk andil mewujudkan Jawa-Bali bebas Malaria tahun 2023 dan Indonesia 2030 juga bebas Malaria,” ujarnya. (kus)

Tags: