SIER Pamerkan KI Berkelanjutan Dihadapan Delegasi B20

Dirut PT SIER Didik Prasetiyono saat memaparkan perkembangan SIER dihadapan delegasi B20.

Surabaya, Bhirawa
Ratusan delegasi Forum B20, perwakilan tenant dan para undangan kehormatan yang berkunjung ke Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Mereka dibuat takjub dengan terintegrasinya kawasan industri yang dikelola secara modern, ramah lingkungan dan berkelanjutan tersebut.

Mereka juga berkesempatan menyaksikan langsung proses daur ulang sampah plastik di pabrik penghasil biji plastik terbesar di Indonesia.
 
Di hadapan delegasi Forum B20 atau Bussiness 20 yang digelar bersama Kadin Indonesia sebagai rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ini, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono memberikan gambaran bagaimana PT SIER mengelola kawasan industri SIER di Surabaya dan PIER di Pasuruan menjadi kawasan industri terintegrasi yang modern dan berkelanjutan.
 
“SIER mengelola dan mengoperasikan hampir seribu hektare tanah berlokasi di Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan. PIER terletak di Kabupaten Pasuruan dengan luas mencapai 563 hektare. Saat ini menampung lebih dari 200 perusahaan dengan total pekerja puluhan ribu orang,” ujar Didik, saat dikonfirmasi, Senin (19/9).

Didik juga memastikan, SIER berkomitmen menjaga keseimbangan lingkungan. Caranya dengan tetap mematuhi peraturan terkait prosentase terbuka hijau dengan luas 30 persen, dari total luas kawasan industri SIER dan PIER.
 
“Kami juga mengelola limbah cair dari tenant dengan menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dengan kapasitas mencapai 10.000 m3 /hari di SIER dan 14.000 m3 /hari di PIER, dengan teknologi handal sehingga air buangan sudah dijamin aman bagi lingkungan,” ungkap alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) ini.
 
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pengelolaan limbah cair buangan industri, kata Didik, SIER juga telah membangun instalasi recycle air effluent limbah menjadi air bersih. Instalasi ini menggunakan teknologi Ultrafiltrasi dan Reserve Osmosis dengan kapasitas mencapai 2.500 m3 /hari.
 
Tak hanya itu, lanjutnya, SIER sedang mengembangkan fasilitas pengolahan limbah B3 padat, dengan metode insinerasi (pembakaran) untuk membantu tenant dalam mengelola sampah kategori ini. Saat ini, satu-satunya kawasan industri milik negara yang memiliki fasilitas insinerator limbah B3 terintegrasi adalah PT KIM (Medan Industrial Estate) yang dikelola PT Adhi Karya di Medan, Sumatera Utara.

Menurut Didik, pihaknya menaruh perhatian khusus pada pengolahan limbah sebagai faktor pendukung utama terciptanya kawasan industri yang berkelanjutan. Pengolahan limbah di kawasan yang dikelola SIER termasuk yang terbaik yang dimiliki holding BUMN Danareksa.
 
Selain itu, sebagai upaya mendukung pemerintah dalam program energi terbarukan untuk menghemat energi, SIER juga telah melakukan implementasi energi terbarukan panel surya on grid dengan total kapasitas 429,30 KWp.
 
“Untuk pengembangan lebih lanjut, kami akan memanfaatkan atap bangunan di dalam kawasan industri SIER dan PIER untuk photovoltaic roofing,” jelasnya.
 
Terbaru, kata Didik, sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan instruksi Presiden dan arahan Menteri BUMN dalam mentransisikan penggunaan energi fosil menjadi energi listrik, SIER juga melakukan investasi pada SPKLU Fasilitas (Public Electronic Vehicle Charging Station) sebagai tambahan infrastruktur pendukung pengisian daya mobil listrik di kawasan industri.
 
Sementara itu, dalam kunjungannya ke PIER ini, para delegasi B20 diajak mengunjungi salah satu tenant asal Prancis, yakni PT Veolia Services Indonesia. Veolia merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, yang bergerak di bidang daur ulang dan pengelolaan sampah plastik.

Consul of Economic, Consulate General od Japan in Surabaya, Mr Nishimoto Tadaaki yang turut hadir dalam kunjungan itu mengatakan, SIER termasuk PIER merupakan kawasan industri yang sangat baik dan ramah bagi para investor. Tak heran jika banyak investor asal Jepang yang berinvestasi di SIER.

“Iklim investasi di SIER sangat baik. Kami pantau banyak investor Jepang yang berinvestasi di Jawa Timur, tepatnya di SIER. Kondisi ini tentu sangat baik untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi di Indonesia khususnya Jawa Timur,” tandasnya.

PIER tercatat paling banyak menyerap investor asing dimana tercatat 70 persen lebih tenant adalah perusahan penanaman modal asing (PMA). Secara berurutan investor mancanegara terbanyak di PIER adalah Jepang, AS, Australia, China, Prancis, Korea Selaran, Singapura, Inggris, Jerman, Belanda dan India.  [iib]

Tags: