Signifiknasi Pendidikan Pola Asuh Kreatif dan Edukatif

Ahmad WiyonoOleh:
Ahmad Wiyono
Alumni PP. Annuqayah Sumenep,
Pegiat Literasi, Tinggal di Pamekasan Madura

Ada anggapan bahwa mendampingi dan mendidik anak memiliki tingkat kesulitan yang luar biasa. Pendapat ini didasari oleh fluktuasi tumbuh kembang anak, sehingga selalu mengalami perkembangan baik dari sisi pola pikir mau pun mental-spiritual.
Dalam pada itu, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya pada jalur dan posisi yang baik. Maka menyinkronkan antara tumbuh kembang anak dan keinginan orang tua inilah yang kerap menjadi problem tersendiri dalam proses penataan dan pembinaan sang buah hati. Dalam situasi seperti ini, setiap orang tua diharuskan selektif dan kreatif dalam memilihkan media bermain yang bisa menstimulasi pola tumbuh kembang mereka, sehingga sesuai dengan harapan orang tua itu sendiri.
Disadari atau tidak, di zaman yang serba instan ini banyak orang tua dengan mudahnya memberikan media bermain tanpa diperhatikan terlebih dahulu dampak negatifnya. Seperti gadget dengan segala bentuk produknya.  Frnomina ini tentu akan mejjadi problem mendasar terhadap tumbuh kebang anak di masa-masa yang akan datang.
Salah satu metode pendampingan yang efektif dalam upaya meningkatkan stimulasi dan tumbuh kembang anak ke arah yang lebih baik adalah dengan menerapkan pola permainan yang edukatif, ragam permainan semacam ini tergolong sederhana bahkan tradisonal, namun cukup menjamin terhadap keamanan tmbuh kembang sang anak.
Budi Rahardjo dalam bukunya yang berjudul Games Edukatif dan Kreatif Untuk Bayi menuturkan, bahwa Dalam memilih jenis permainan, orangtua harus menyesuaikan dengan perkembangan bayi sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Di sampig itu, latar belakang budaya, jenis kelamin, status, dan kesehatan, serta lingkungannnya merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menentukan jenis permainan
Menyelami Dunia Anak
Mengikuti tumbuh kembang anak tentu akan memliki tantangan tersendiri, diantaranya adalah sifat dan sikap selalu ingin tahu yang muncul secara natural dari setiap bocah. hal tersebut menuntut orang tua  untuk selalu waspada terhadap apa yang diinginkan sang buah hatinya tersebut.
Bermain adalah dunia anak yang tidak boleh tidak harus dilaluinya, dan dunia inilah, yang kadang memerlukan perhatian khusus demi tumbuh kembang mereka ke arah yang lebih baik.  Usia balita adalah usia rentan yang jika tidak diawasi sejara maksimal, maka bisa berdampak negatif terhadap tumbuh kembang mereka. Karena dalam fase ini, anak masih menggunakan insting tanpa akal atau logika.
Kreatifitas orangtua sangat diuji dan penjadi penentu, terutama dalam memlihkan jenis permainan yang seuai dengan karakter atau watak mereka. Orangtua yang kreatif akan selalu mengetahui dunia mereka, dan di sisi inilah orangtua mampu menjelma menjadi “bocah” demi menyelami dunia sang anak itu sendiri. Sehingga, bisa menjalankan pola asuh yang baik terhadap buah hatinya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Manda Aufachs Gillespie membuktikan bahwa anak akan selalu merekam setiap pergerakan pola asuh orangtunya, itu yang kemudian menyebabkan anak akan “berkiblat” pada pola asuh kali pertama yang dilakukan oleh orang tuanya, menurut Manda Aufachs Gillespie Otak dibentuk oleh kebiasaan, saat kita melakukan sesuatu  untuk pertama kalinya. Jalur baru terbentuk di dalam pikiran kita, di waktu waktu selanjutnya. Jalur itu lebih mudah ditemukan, dan lebih mudah lagi, sehingga membentuk jalur saraf. Mengubah kebiasaan berarti mengubah otak. Untungnya, otak kita sanga fleksibel selama kita menjadi orng tua sehingga semua kebiasaan baru dalam mengasuh anak menjadi lebih mudah dijalankan
Permainan Edukatif
Anak ibarat kertas kosong yang masih suci dan polos, maka orang tua akan menjadi penentu warna dari kertas kosong itu di masa-masa berikutnya. Jika orang tua salah dalam melakukan dampingan dan edukasi, maka anak akan terbentuk sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh orang tua, demikian juga sealiknya. Maka orang tua harus betul-betul waspada dalam mendapingi sang buah hati, terutama dalam memberikan jenis permainan kepada sang anak itu sendiri.
Permainan edukatif pada dasarnya sangat muda didapat, baik melalui buku, internit dan lain sebagainya. Semua tergantung pada kreatifitas orang tua. Pendampingan yang baik dalam setiap permainan tulah yang sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pola asuh terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua tinggal menyesuaikan jenis permainan apa yang pas untuk dterapkan terhadap puetra-puetrinya.
Seperti Bermain Musik, ini merupakan salah satu jenis permainan yang bisa diterapkan untuk anak dibawah 2 Tahun. Dengan alat bantu yang sederhana, yaitu benda apap pun yang bisa digunakan untuk ditabuh dan alat yang bisa menabuh, yang penting bisa membunyikan irama meski tidak berturan. Cara ini ternyata bisa melatih saraf motorik anak, sekaligus juga mengenalkan konsep bunyi dan irama pada sang anak.
Sementara itu, bagi anak yang sudah menginjak usia 6 tahun, orang tua bisa memihkan sejumlah Permainan kreatif dan edukaif lainnya, Seperti bermain Kartu memori, bermain skipping, bercerita, peneliti cilik, cerita bersambung, bercermin, menara korek api, merangkai kata, penyiar cilik, warna terlarang, gaya terbalik, tiang bendera sedotan, cerita bergambar, serta awas ranjau.
Menurut Budi Raharjo, Seabrek permainan itu memiliki manfaat yang luar biasa terhadap tumbuh kembang sang anak, selain menstimulus terhadap otak, juga bisa berfungsi untuk perkembangan fisik mereka. Seperti bermain Skipping yang bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya berolahraga bagi kesehatan tubuh, melatih keseimbangan tubuh anak, serta melatih motorik kasar anak.

                                                                                                          ———– *** ————

Tags: