Sikap ACT ‘Aksi Bela Indonesia Natuna Memanggil’

Konferensi pers ‘Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna’ di Jakarta.

Jakarta, Bhirawa
Kawasan Natuna tengah menjadi pembicaraan setelah kapal Cina menangkap ikan secara ilegal di perairan itu. Peristiwa ini meningkatkan tensi hubungan Indonesia dan Cina sebab tiap negara saling klaim dasar hukum laut Natuna yang juga berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Dengan kondisi ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan sikap dalam sebuah ‘Aksi Bela Indonesia, Natuna Memanggil’ yang diselenggarakan pada Jumat (10/01) sebagai bentuk konkret patriotisme dan nasionalisme. Dalam acara konferensi pers ini, ACT akan mengirimkan bantuan sebesar seribu ton logistik kepada semua masyarakat dan pihak TNI beserta aparat yang bertugas di Natuna.
Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin menyatakan, sebagai anak bangsa yang mencintai negara ini, sudah sepatutnya masyarakat Indonesia menunjukkan sikapnya. ”Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada satu pun warga Indonesia ini yang tidak bersiap untuk menjadi tentara. Kita harus siap membela negara dari gangguan negara lain, seperti Cina. Kita harus selalu berada di belakang mendukung pertahanan negara, TNI, dan aparat-aparat negara lain,” katanya.
Kondisi ini merupakan momentum terbaik untuk memupuk persatuan diantara anak bangsa. Tidak boleh lagi negeri ini terjajah oleh negara lain lagi. ACT adalah anak bangsa sehingga berperan dan harus membantu melalui program-program untuk membawa semangat patriotisme pada semua elemen bangsa. Indonesia negara besar, tidak ada alasan tidak tampil di depan. ”Maka kami keluarga besar ACT dan keluarga Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), mengajak semua elemen bangsa untuk membuktikan rasa patriotisme dan melakukan yang terbaik di garda depan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Natuna menyandang predikat yang sangat berat, yaitu sebagai pulau terdepan Indonesia. Penghasilan yang minim dan tak menentu, sebagian penduduk di Natuna hidup di garis kemiskinan. Padahal pulau ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dari laut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan katadata.co.id, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Natuna, mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan.
Angka tertinggi terjadi pada 2018 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 3,6 ribu dari sekitar 77 ribu jiwa. Jumlahnya mengalami peningkatan sejak 2015. Pada tahun tersebut, jumlah penduduk miskin sebesar 3,2 ribu orang. Kemudian, bertambah menjadi 3,3 ribu jiwa pada 2016 dan 3,5 ribu jiwa pada 2017.
Ahyudin menambahkan, program bantuan yang dikirimkan ke masyarakat Natuna dan aparat yang membutuhkan menjadi spirit besar untuk mengurangi segala perselisihan yang ada. Spirit ini pula akan menjadikan seluruh relawan yang terlibat untuk siap menjadi pasukan bela negara jika diperlukan. Kini kami memiliki lebih dari 400 ribu relawan yang tersebar di berbagai daerah. Dan akan bergerak sesuai dengan koridor yang telah ditentukan negara. Serta bersedia untuk berkoordinasi dengan negara dan TNI untuk turun ke jalan jika diperlukan. Saat ini seluruh elemen Indonesia ditantang untuk menunjukkan rasa kecintaannya.[fen.ira]

Tags: