Sikapi Fenomena Disrupsi dengan Pemahaman Teknologi

Selaku moderator Mateus Yumarnamto (kiri), Prof Dr Anita Lie, MA, Ed.D (kanan), Angela Merici Pitra Prabarani saat berikan pemaparan Disrupsi Inovation terhadap ratusan mahasiswa.

Kuliah Umum Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Surabaya, Bhirawa

Fenomena Disrupsi yang saat ini di hadapi oleh jutaan manusia di dunia, ‘memporak-porandakan’ tatanan sistem yang ada. Di mana dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linier. Masyarakat yang mempunyai status pendidikan lebih tinggi seperti sarjana, magister, maupun doctor tidak lagi diprioritas jika tidak mempunyai keahlian, keterampilan, maupun kreatifitas akan tergerus dengan status pendidikan yang rendah namun ia mempunyai kreatifitas, inovasi dan kompetensi di bidangnya.
Masyarakat yang tidak mampu mengikuti kebutuhan industri dan pasar akan terganti kan oleh robot ataupun mesin dengan sendirinya. Sehingga, hal tersebutlah yang menjadi perhatian khusus Prof Dr Anita Lie, MA., Ed.D untuk membahas dan menguatkan motivasi mahasiswa nya dalam kegiatan seminar yang diadakan di Auditorium Lantai II, Universitas Katolik Widya Mandala, jumat (3/3).
Di hadapan Ratusan mahasiswanya, Prof Anita mengungkapkan jika fenomena disrupsi sudah terjadi saat ini dan mennggerus berbagai sektor.
“Disrupsi sudah berlangsung di bidang transportasi, industry dan pendidikan” Ungkapnya.
Sayangnya, lanjut dia, pelaku di bidang pendidikan terkadang terlalu santai dalam menanggapi hal tersebut. Adanya proteksi pendidikan yang datang dari aturan masyarakat mewajibkan orang untuk sekolah, membuat mereka tidak dipersiapkan untuk menghadapi era Disrupsi ini.
“Jika Sekolah menengah bersifat wajib, berbeda dengan perguruan tinggi yang harus bersiap akan fenomena Disrupsi yang terjadi,” katanya. Lebih lanjut, Menurut dia,yang paling utama terkena dampak disrupsi adalah pendidikan tinggi. Ia mencontohkan dengan perekrutan google yang tidak lagi mengutamakan status pendidikan terakhir. Mereka lebih mengutamakan kecerdasan, kreatif, inovasi dan kerja keras.
Ia menambahkan, jika pendidikan jangan lagi mengajarkan pada cara-cara atau metode lama. Paradigma pendidikan harus dirubah dan berbeda. Dengan begitu, langkah yang harus dipersiapkan dalam bidang pendidikan adalah harus mengubah diri, mereformasi diri dalam bentuk e-learning atau digital learning.
“Yang dimaksud disini adalah, penyampaian Informasi jangan lagi menjadi tujuan pendidikan, melainkan sebagai bahan atau latihan untuk mengasah kecerdasan kreatif, inovatif dan kecerdasan sosial” papar dosen aktif Program Study Pendidikan bahasa Inggris Universitas Katolik Widya Mandala.
Ia menayampaikan kepada ratusan mahasiswa yang hadir siang itu, agar pandai-pandai melihat peluang untuk bertahan dalam dinamika masyarakat dunia yang berkembang begitu pesat.
Sementara itu, praktisi bidang Training and Development Angela Merici Pitra Prabarani mengungkapkan jika, untuk membuat sebuah mobile apps tidak hanya bisa dibuat oleh lulusan strudy Informatika saja. Melainkan, tuturnya, semua orang bisa membuatnya tergantung dari kemauan, kreatifitas dan kerja keras.
“Saya yang jauh lebih tua dan sering dibilang gagap teknologi, berani membuat mobile apps. jadi kalian yang lebih mudah harus lebih semangat untuk berkreatifitas” Ujar rita memberikan motivasi mahasiswa UKWM Surabaya.

Berikan Kemudahan Mahasiswa Lewat Mobile Apps
Era Disrupsi dijawab dengan lantang oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya. Hal tersebut dibuktikkan dengan peluncuran Mobile Apps FKIP yang diperuntukkan untuk mahasiswa UKWM dan masyarakat luas. Aplikasi yang berukuran 16MB ini bertujuan untuk menjalin interaksi antara dosen dan mahasiswa secara intens. Menurut dekan FKIP, Dr. V. Luluk Prijambodo adanya peluncuran mobile apps FKIP ini merupakan jawaban dari bidang keilmuan pendidikan terhadap disrupsi , di mana perubahan-perubahan tidak bisa terkontrol oleh manusia Karena perkembangan yang sangat pesat.
“Kami ingin menghilangkan pembatas dalam hal keterbatasan sarana prasarana oembelajaran bagi mereka yang ingin belajar namun terhalang ruang dan waktu” Ungkapnya.
Dalam aplikasi tersebut, juga tersedia Ask Us yang diperuntukkan untuk mahasiswa dan masyarakat luas. Luluk menambahkan, jika konten Ask Us juga dimanfaatkan sebagai kritik dan saran dari pengguna. Baik untuk memperbaiki layanan pendidikan, sarana prasarana maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan masyarakat luas seputar FKIP UKWMS.
Komunikasi digital ini lanjutnya, diharapkan bisa mempersingkat waktu yang dibutuhkan bagi pembelajar untuk menyelesaikan studi perkuliahan. “Bagi mahasiswa yang bukan dari FKIP UKWMS, mereka akan menikmati materi-materi perkuliahan tertentu yang dibuka untuk umum,” pungkasnya. [ina]

Tags: