Sikapi Penyebaran Covid 19, Wali Kota Malang Imbau Warga Tenang

Wali Kota Malang Sutiaji saat berada di CFD Minggu 15/3 kemarin.

(Tidak Ada Penutupan CFD)
Kota Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang H. Sutiaji meminta agar masyarakat Kota Malang tidak memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap virus corona atau Covid-19. Pihaknya menjelaskan, masyarakat tidak perlu cemas terhadap virus corona. Semua sudah ada protokolnya. Jadi masyarakat diminta untuk bereaksi yang wajar-wajar saja. Kerena pihaknya sudah menyiapkan tenaga medis  yang  siap menangani apabila  ada masyarakat Kota Malang yang suspect corona.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik terkait virus tersebut. Yang penting sudah membiasakan hidup secara bersih dan sehat. Dan tetap jalani kegiatan sehari hari seperti biasa Kalau di kota-kota lain sudah melakukan penutupan car free day (CFD), pihaknya justeru tidak akan  melakukan itu.”CFD tetap jalan,”ujarnya.
Bahkan  Sutiaji, berolahraga bersama para kepala OPD di CFD Jalan Besar Ijen. Minggu 15/3 kemarin.
Selain berolahraga, dirinya juga berkeliling kawasan tersebut dengan berjalan kaki. Setelah berkeliling, dirinya kemudian berolahraga bersama masyarakat di area Simpang Balapan. Ajang CFD, kata dia  bisa sebagai kegiatan bersosialisasi sekaligus tempat olahraga. Dan melalui olahraga dapat berpengaruh kepada kesehatan
Selain itu selama ajang CFD digelar, pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak 16 tempat cuci tangan yang disebar di berbagai titik. Di mana di setiap titiknya, terdapat petugas dari puskesmas yang selalu bersiaga dan memberikan himbauan kepada masyarakat yang akan memakainya.
“Harapannya masyarakat yang berada di CFD bisa waspada dan paham cara penyebaran virus tersebut, sehingga tidak ikut-ikutan panik yang berlebihan,”tukas Wali Kota yang juga seorang ustadz itu.
Orang nomor satu di Kota Malang itu menyampaikan CFD akan menjadi tempat untuk melakukan sarana sosialisasi penanganan virus corona ini kepada masyarakat. Hal ini dilakukan, karena Pemerintah Kota Malang tidak ingin membuat kecemasan yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Sosialisasi yang akan dilakukan dalam kegiatan di CFD tersebut ialah dengan mengajak semua puskesmas. Di sana, masyarakat akan diajari tentang bagaimana cara belajar mencuci tangan dan menjaga kesehatan tubuh guna menangkal virus corona.
“Bagi kami ini penting. Tentang bagaimana cara menangani dan menjaga diri. Karena kepanikan berlebihanlah yang akan merugikan warga sendiri,” ucapnya.
Sutiaji menyampaikan, bahwa sejauh ini Kota Malang masih aman dan nyaman untuk kegiatan dan aktifitas sosial yang bersifat massal.
Jadi pihaknya tidak akan menghentikan aktifitas tersebut seperti hal nya yang dilakukan di daerah-daerah lain.
Ia menyampaikan  jika semua daerah mengambil kebijakan untuk melarang kegiatan massal, terlebih melakukan lockdown, maka negara ini bisa lumpuh dan mengalami status quo.” Karena itu, maka Kota Malang ditegaskan dia  tidak ambil kebijakan itu, karena Malang aman dan kondusif.
Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan agar sekolah-sekolah tetap masuk seperti biasanya. Hal ini juga berlaku untuk perkantoran-perkantoran di Kota Malang agar tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, Sutiaji meminta di setiap sekolah atau perkantoran maupun perguruan tinggi untuk menyediakan tempat cuci tangan.
Agar nantinya masyarakat ataupun para siswa bisa membiasakan pola hidup bersih dengan mencucui tangannya seusai beraktivitas.
Sementara itu, penanganan pasien di RSSA Dokter butuh keahlian khusus untuk menangani pasien yang memiliki penyakit menular. Dokter diharuskan untuk menjaga dirinya sendiri agar tidak terlular dari penyakit yang diderita oleh pasien. Keahlian inilah yang harus diperhatikan saat menangani pasien yang memiliki penyakit menular seperti Covid-19.
Wakil Direktur RS Saiful Anwar (RSSA) Malang, dr Syaifullah Asmiragani menyampaikan dokter telah memiliki standar operasional prosedur saat menangani pasien dengan penyakit menular. Seperti halnya pada saat menangani Covid-19, setiap dokter diharuskan untuk memakai masker saat menangani pasien. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan penyakit dari pasien.
“Sebenarnya pasien yang terduga Covid-19 ataupun sudah positif Covid-19, kami perlakukan sama. Dan kami anggap semua menular,” kata Syaifullah.
Saat ini sudah ada delapan pasien suspect Covid-19 yang telah dirawat di RSSA Malang. Dari delapan orang tersebut, tinggal dua orang yang kini sedang dalam perawatan. Termasuk seorang mahasiswa yang dirawat karena terduga suspect virus corona. Dalam menangani pasien tersebut, para dokter juga diharuskan untuk menjaga kehigenisan personal. Setelah menangani pasien suspect virus corona, dokter diharuskan untuk mandi dengan menggunakan sabun antiseptik khusus.
Hal itu juga berlaku pada cleaning servis yang setiap hari membersihkan ruangan khusus bagi pasien virus corona di RSSA Kota Malang. Karena kata Syaifullah, dokterlah orang yang paling rawan terkena penularan penyakit tersebut. Maka dari itu, seorang dokter harus menjaga dirinya sendiri agar tidak ketularan dan tidak menularkan ke orang lain.
Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat agar tidak cemas dalam menyikapi kasus virus coronan. Dia menyampaikan, bahwa sebenarnya virus SARS lebih berbahaya daripada virus coronan. Angka kematian SARS ini lebih tinggi dibandingkan virus corona. Hanya saja penyebaran virus corona ini lebih cepat dibandingkan SARS. [mut]

Tags: