Siklon Tropis Cempaka Lumpuhkan Pacitan, 5 Jalur Terputus

Badai Siklon Cempaka yang melanda Pacitan telah memicu hujan deras sejak sehari sebelumnya sehingga menyebabkan puluhan desa terendam banjir bandang dan longsor. Warga menyingkirkan material longsor yang menutup Jalur Lintas Selatan ((JLS) Pacitan, Rabu (29/11).

Pemprov Jatim, Bhirawa
Cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Cempaka menyebabkan sejumlah daerah termasuk Pacitan diterjang banjir, longsor dan puting beliung. Peringatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyebutkan siklon tropis Cempaka muncul di perairan sekitar 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan.
Di Pacitan, Rabu (29/11) kemarin banjir makin meluas terjadi di 13 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, Desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoarjo), Kecamatan Kebonagung (Desa Purworejo, Desa Banjarejo, Desa Kebonagung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Lima jalur yang menuju Pacitan dikabarkan putus sehingga Pacitan nyaris terisolasi dari berbagai daerah di sekitarnya. Jalur-jalur yang terputus adalah jalur Ponorogo – Pacitan terputus di Slahung akibat kondisinya longsor, kemudian jalur Ponorogo – Ngadirojo (Wonogiri) – Pacitan kondisinya banjir.
Berikutnya jalur Ponorogo – Ngrayun – Tulakan – Jalan Lintas Selatan kondisi longsor di Desa Ngadirojo, lalu jalur Ponorogo – Gemaharjo (Pacitan) kondisinya longsor, serta jalur Pacitan Arjosari – Wonogiri, Purwantoro (Jawa Tengah) yang terputus jembatan di Kecamatan Nawangan.
Banjir dan longsor yang menerjang Pacitan menyebabkan 11 orang meninggal dunia. Ke-11 korban meninggal dunia terdiri dari 9 orang akibat tertimbun tanah longsor dan 2 orang hanyut terbawa banjir. Korban longsor berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung sebanyak 7 orang dan dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo sebanyak 2 orang. Sembilan korban meninggal akibat longsor itu hingga saat ini belum dapat dievakuasi. Sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan, menjadi kendala.
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf minta masyarakat pesisir selatan Jatim tetap memawaspadai dampak siklon tropis Cempaka yang terbentuk di selatan Pacitan. “Dari data yang saya terima dari BNPB, siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi wilayah Pacitan baru pada Kamis 30 November 2017. Tapi dampak hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah pesisir Jatim diperkirakan masih akan terjadi,” katanya, Rabu (29/11).
Dari data yang ada, pada Selasa 28 November 2017, bahkan siklon tropis Cempaka hanya berjarak 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan sehingga bencana banjir sempat membuat Pacitan lumpuh. Banjir Pacitan menyebabkan sebanyak 11 orang meninggal serta ribuan rumah, ribuan hektare lahan pertanian, dan fasilitas publik terendam banjir. “Pendataan dampak bencana masih dilakukan BPBD,” kata Gus Ipul.
Bupati Pacitan saat ini juga telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan mendesak untuk Pacitan adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, serta peralatan kebersihan lingkungan.
Gus Ipul, sapaan karib Saifullah Yusuf, mengatakan, PT PLN juga telah mengantisipasi dampak banjir yang terjadi di Pacitan dengan melakukan proses pemadaman dan secepat mungkin memperbaiki saluran yang terputus. “Hari ini (Rabu kemarin) PLN secara resmi juga sudah berkirim surat ke Bupati Pacitan. Penanganan akan dilakukan secara cepat,” ungkapnya.
Dari data yang dimiliki PLN, kata Gus Ipul, setidaknya terdapat 10 jurusan tegangan menengah 20 KV sebanyak 8 jurusan yang padam. Selain itu sebanyak 454 trafo juga padam sehingga dari total 123 ribu pelanggan PLN di Pacitan terdapat 76 ribu pelanggan yang mengalami pemadaman.
Pemadaman sendiri terpaksa dilakukan PLN karena adanya beberapa tiang yang roboh dan patah. Beberapa panel trafo juga terendam air. “Pertimbangan keamanan masyarakat. Kalau tetap dialiri listrik malah berbahaya karena masyarakat bisa tersengat listrik,” kata Gus Ipul.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan bantuan logistik dan peralatan yang dikirimkan diantaranya makanan siap saji, genset, alat komunikasi, perahu karet BKO BPBD Nganjuk, Ngawi, Madiun, Magetan dan Ponorogo. Pihaknya juga menyiapkan bantuan uang santunan untuk korban banjir dan longsor.
Tim bantuan logistik, sambung Yanuar, dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan bersama BKO BPBD kabupaten/kota terdekat. Namun, akses menuju Pacitan melalui Ponorogo masih terputus sehingga tim memilih jalur Jawa Tengah untuk menjangkau lokasi banjir dan longsor. “Ponorogo juga banjir, sementara akses komunikasi keluar dan masuk di Pacitan terputus. Kami belum bisa kontak teman BPBD Pacitan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dampak banjir Ponorogo berada di Kelurahan Paju dan Pinggir Sari Kecamatan Ponorogo. Pengungsian di Masjid Agung Ponorogo dengan jumlah pengungsi sebanyak 22 KK, 80 jiwa. Bantuan personel dari ACT terdiri dari 50 personel, 4 perahu karet dan alat evakuasi.
Normalisasi jalan menuju Pacitan baru bisa diupayakan pada kemarin, Rabu (29/11) oleh UPT milik Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim sebagai upaya membuka akses jalan yang terkena longsor. Lokasi pengungsian sementara ada di GOR Pacitan dan Masjid Sinorboyo. “Diharapkan seluruh personel dan instansi teknis lainnya mempersiapkan kebutuhan penanganan evakuasi dan persiapan logistik untuk menunggu perintah pergerakan,” tandasnya. [iib,cty]

Tags: