Simpatisan Demokrat Tolak Keras Wacana KLB

Surabaya, Bhirawa
Forum Komunikasi Simpatisan (Fokus) Demokrat menolak keras adanya pihak-pihak yang mewacanakan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) ditubuh Partai Demokrat yang digagas oleh Forum Komunikasi Pendiri Partai Demokrat (FKPD).
“Buat apa KLB dan apa saat ini kondisi Partai Demokrat sedang terpuruk. Kami sangat percaya Ketum Pak SBY mampu memimpin partai sampai akhir masa tugasnya berakhir. Tak perlu digelar KLB,” tegas koordinator Fokus Demokrat, Try Wahyudi saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (9/3/2020).
KLB, lanjut dia, bisa digelar jika posisi Ketum berhalangan tetap atau ketum mendapatkan mosi tak percaya dari pengurus atau bisa juga gagal memimpin partai. “Buktinya, Pak SBY berhasil membawa kejayaan Demokrat. Kenapa harus KLB,” katanya.
Lebih jauh pria yang akrab dipangil Yudhie ini menyatakan bahwa pihaknya optimis kalau seluruh kader dan simpatisan partai berlambang Segitiga Mercy se Indonesia masih menaruh kepercayaan penuh kepada Presiden RI keenam untuk menjadi nahkoda Partai Demokrat ke depan.
“Saya prediksi dalam kongres mendatang beberapa nama dari keluarga Cikeas masih akan memimpin Partai Demokrat. Bisa Mas AHY atau Mas Ibas. Demokrat tak akan lepas dari Pak SBY dan keluarga Cikeas untuk saat ini. Kalau dipimpin selain keluarga Cikeas saat ini Partai Demokrat belum bisa,” dalih alumnus Fakultas Hukum Untag Surabaya ini.
Ia menegaskan Fokus Demokrat tidak sependapat dengan apa yang dituduhkan oleh FKPD yang secara terang-terangan menyerang SBY dan keluarganya karena dituduh berusaha menjadikan Partai Demokrat sebagai partai warisan keluarga.
“Mereka lupa pak SBY telah berhasil 10 tahun memimpin Indonesia dan 10 tahun memimpin Partai Demokrat. Partai Demokrat pernah jaya dibawah kepemimpinan Pak SBY. Lalu mereka hendak membuang atau mengesampingkan jasa Pak SBY dan keluarganya demi partai Demokrat,” beber Try Wahyudi.
Senada, aktivis Fokus Demokrat lainnya Mohammad Rizal menambahkan. Selain SBY dan AHY juga dengan legowo mundur dari karir militernya dan bergabung untuk membesarkan Partai Demokrat.
”Coba bayangkan saja, Mas AHY rela keluar dari karier militer untuk membesarkan Partai Demokrat. Tentunya semua kader dan simpatisan Demokrat menaruh hormat setinggi-tingginya atas perjuangan Pak SBY dan keluarga besarnya demi Partai Demokrat,” jelas mantan aktivis 98 ini.
Rizal mengungkapkan seharusnya pihak-pihak yang menyuarakan KLB untuk melengserkan SBY sebagai ketum DPP Partai Demokrat berkaca terlebih dahulu, apa yang telah mereka dilakukan untuk membesarkan Partai Demokrat.
“Kami yang di akar rumput tak pernah dengar itu kinerja dari FKPD dalam membesarkan partai. Jangan-jangan mereka ini punya niat untuk menggembosi Partai Demokrat,” katanya.
Bahkan, lanjut Rizal pihaknya menyerukan kepada seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat se Indonesia untuk berhati-hati terkait adanya pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan Partai Demokrat dari dalam.
“Wacana KLB itu jelas ingin merusak partai. Kami kader dan simpatisan partai siap menjaga partai dan jika perlu pergantian pimpinan tentunya melalui mekanisme partai yang ada yaitu Kongres bukan KLB. Kami ingatkan seluruh kader dan simpatisan Demokrat ada duri yang akan menggembosi Partai Demokrat dari dalam,” imbuhnya.
Forum Komunikasi Pendiri Partai Demokrat atau FKPD akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dalam waktu dekat sepeninggal Ventje Rumangkang belum lama ini. Diketahui, Ventje Rumangkang merupakan pendiri Partai Demokrat sekaligus Ketua FKPD. Demikian dikatakan Pendiri partai Demokrat Hencky Luntungan dalam siaran persnya Jumat (6/3/2020).
Hencky menyebut, dalam AD/ART Partai Demokrat legalitas atau keberadaan FKPD tertera secara sah. Bahkan, kata dia, saat berlangsungnya Kongres Partai Demokrat FKPD mempunyai 2 hak suara.
Hencky mengungkapkan, selain dirinya hadir dalam rapat FKPD tersebut diantaranya; Max Sopacua, Etty Manduapessy, Bahaudin Tonti, Sahat Saragih, Prof. Ahmad Mubarok, Murthada Simuraya, Anton Rifai, Ronny Chandra, Yahya, Milton Pakpahan, Ronny Chandra mewakili Sekretaris FKPD Akbar Yahya Yogaresi dan lain-lain.
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, menurut Hencky bukanlah pendiri Partai Demokrat. “SBY hanya kita anugerahi “gelar pendiri” Partai Demokrat karena dia Presiden dari partai. Jadi SBY bukanlah pendiri partai Demokrat,” dalih Hencky.
Ia juga menambahkan, Partai Demokrat harus diselamatkan agar tidak menjadi partai warisan keluarga. Maka dari itu, apakah FKPD akan mendorong tokoh lain saat Kongres Partai Demokrat nanti juga menjadi pembahasan utama.
“Saat ini upaya untuk aklamasi menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum dalam Kongres Partai Demokrat semakin menguat. Ini yang harus kita cegah. Jangan sampai Partai Demokrat hanya jadi warisan keluarga Cikeas,” pungkas Hencky Luntungan. [geh]

Tags: