Simulasi Coblosan Pemilu Diawasi Pelajar Asal Belanda

Pelajar dari Belanda menjadi pengawas, sedang milihat pemilih pemula memasukkan kartu suara usai pencoblosan.

Sidoarjo, Bhirawa
Potensi pemilih pemula di wilayah Sidoarjo cukup tinggi mencapai 10 persen. Hal ini harus didukung dengan pemahaman yang cukup agar partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 ini tinggi. Seperti yang dilakukan SMA Pembangunan Jaya 2 Gedangan Sidoarjo dengan menggelar simulasi pencoblosan bagi peserta didiknya.
Menariknya, dalam prosesi simulasi yang diikuti oleh seluruh siswa kelas XI dan XII tersebut, ada beberapa siswa dari negara Belanda dijadikan sebagai pengawasnya. Namun, sebelum dilakukan simulasi pencoblosan para siswa juga diberikan sosialisasi tentang rangkaian kegiatan Pemilu.
Kepala SMA Pembangunan Jaya 2 Gedangan, Suci Wulandari menuturkan kalau pihaknya sengaja menggelar simulasi pencoblosan kepada para siswa-siwanya yang usianya sudah menginjak 17 tahun. Adapun tujuannya adalah menyukseskan pemilihan umum yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.
Ia juga merasa prihatin, karena para pemilih pemula masih banyak yang belum mengetahui cara untuk mencoblos dan berapa jumlah surat suara yang akan di coblos. Jadi pihak sekolah sengaja menggelar simulasi ini untuk turut berpartisipasi menekan tingkat Golput, khususnya yang banyak terjadi pada pemilih pemula sekarang ini cenderuang acuh tak acuh dengan keadaan politik di Indonesia.
Kita akan edukasi terus kepada para siswa bagaimana mencoblos saat mereka mulai memakai hak pilihnya. “Mereka ini sifat kritikalnya tinggi, cuma cuek dan acuh mungkin karena tidak tahu. Kita akan edukasi terus agar mereka semakin tahu dan peduli,” pungkas Suci Wulandari.
Suasana prosesi terlihat puluhan siswa pun sangat antusias, mereka juga mengaku baru tahu akan memilih calon presiden dan wakilnya, dan tidak tahu kalau akan memilih wakil rakyat yang akan duduk di Legislatif.
“Dari debat capres, kita sudah tahu siapa yang akan dipilih, termasuk juga dari Sosmed. Tetapai dengan adanya simulasi seperti ini, kami semakin tahu, juga siapa wakil kita yang bisa dipilih,” jelas Anne Alvina dan Maharani siswi SMA Pembangunan Jaya 2 Gedangan Sidoarjo.
Terpisah, Komisioner KPUD Sidoarjo Muhammad Iskak mengatakan pihaknya juga sering memberikan materi ke sekolah-sekolah terkait tentang materi yang sah dalam menggunakan hak pilihnya. Termasuk juga bagaimana cara penanggulangan berita-berita hoax. Info-info yang tidak benar terkait dengan pemilihan, diharapkan para pemilihmuda bisa membuat saringan pribadi. “Masing-masing pribadi bisa menyaring berita dengan baik terkait masalah Pemilu,” jelas Iskak, kemarin(14/3).
Lanjutnya,sehingga mereka ketika menggunakan hak pilihnya tidak menggunakan informasi yang tidak benar atau berita hoax. Itulah yang paling penting kami berikan kepada para pemilih pemula atau para siswa. “Dengan tujuan agar menjadi pemilih pemula yang cerdas. Karena jumlah pemilih pemula ini sangat banyak sekali, ada sekitar 10 persen dari jumlah pemilih 1,4 juta orang,” jelasnya. [ach]

Tags: