Sindroma Text Neck Perlu Diwaspadai Sejak Dini

Acara Humas RSUD Jombang Menyapa mengupas Sindrom Text Neck, Cedera Akibat Penggunaan Smartphone Sindrom Tekt Next dengan narasumber Umi Hanik Mardiyana, Amd.FT Fisioterapis di instalasi rehabilitasi medik RSUD Jombang, Kamis (12/08).

Poli Rehabilitasi Medik RSUD Jombang Siap Melayani
Jombang, Bhirawa
Humas RSUD Jombang Menyapa, kali ini menghadirkan Fisioterapis untuk mengupas tuntas terkait Sindrom Text Neck, Cedera Akibat Penggunaan Smartphone Sindrom text neck dalam talkshow yang diselenggarakan Kamis, (12/08).

Umi Hanik Mardiyana, Amd.FT Fisioterapis di instalasi rehabilitasi medik RSUD Jombang mengatakan Sindrom Text Neck, Cedera Akibat Penggunaan Smartphone.

Sindrom text neck merupakan istilah untuk menunjukkan cedera yang terjadi akibat tekanan berulang dan nyeri di daerah leher akibat menonton atau mengirim pesan teks secara berlebihan pada perangkat genggam selama periode waktu tertentu.

Saat menggunakan smartphone, tanpa sadar seseorang menundukkan kepala dalam waktu yang lama. Hal ini yang memicu ketegangan otot di daerah leher yang akhirnya menyebabkan rasa nyeri.

Disebut text-neck karena sindrom ini dikaitkan dengan aktivitas berkirim pesan terlalu lama, namun berbagai aktivitas lainnya yang membuat kamu harus menunduk terlalu lama untuk melihat layar genggam, seperti bermain game, bekerja, atau browsing, juga bisa menyebabkan sindrom text neck.

“Untuk itu, kenali gejala dari Sindrom Text Neck yakni muncul rasa nyeri di leher, punggung atas, atau bahu yang dapat muncul di satu tempat tertentu dan terasa intens atau menusuk. Postur Kepala Cenderung ke Depan dan Bahu Menonjol.

Saat terlalu lama menunduk melihat smartphone, otot di leher, dada, dan punggung atas bisa menjadi tidak seimbang, karena postur kepala ke depan terlalu lama. Berkurangnya Mobilitias yakni penggunaan smartphone yang berlebihan juga dapat membuat leher, punggung atas dan bahu tegang atau kaku, sehingga menjadi sulit digerakkan dan Sakit Kepala yang rasa nyeri muncul di leher juga bisa menjalar hingga ke kepala karena terlalu lama melihat smartphone, dengan postur apa pun, dapat meningkatkan risiko sakit kepala dan mata lelah,” terangnya.

Menurut Umi, rasa nyeri akibat sindrom text neck biasanya memburuk saat leher ditekuk ke depan, misalnya saat melihat ke bawah atau mengirim pesan melalui ponsel dan rasa nyeri terasa bisa berbeda-beda pada tiap orang. Misalnya, orang yang melihat layar smartphone dengan menggunakan kedua tangan lebih rentan mengalami nyeri yang merata di kedua sisi leher atau punggung atas. Sedangkan orang yang menggunakan satu tangan untuk melihat smartphone mungkin mengalami nyeri di salah satu sisi karena menggunakan otot-otot di sisi tersebut lebih banyak. Sebenarnya leher memang rentan mengalami cedera karena sifatnya yang lentur. Misalnya, beberapa orang bisa saja bangun di pagi hari dengan kondisi leher terpelintir ke satu sisi dan tidak dapat digerakkan. Para ahli menyebut kondisi ini dengan sebutan tortikolis akut. 

Penyebab diduga cedera pada otot leher diantaranya saat posisi tidur, terlalu lama menunduk, stres, Saraf terjepit, beban Nge-Gym terlalu berat, kerusakan Sendi, tas terlampau berat dan cedera pada leher juga bisa menimbulkan sakit karena kecelakaan berkendara, berolahraga, pukulan keras langsung ke arah wajah, kepala bagian atas, atau kepala bagian belakang. Hal-hal tersebut bisa membuat kepala terhentak secara mendadak ke satu arah, sehingga merusak tendon atau ligamen leher.

“Cara mencegah agar kamu bisa terhindar dari sindrom text neck dianjurkan untuk melakukan beberapa cara yakni pegang Smartphone dalam posisi lebih tinggi, angkat smartphone sampai pada ketinggian sejajar dengan mata tidak menunduk terlalu lama dan mencegah ketegangan pada tulang belakang, sering beristirahat, jangan terus-menerus melihat layar genggam, luangkan waktu sejenak untuk beristirahat dari penggunaan smartphone dan untuk menegakkan kepala. Saat beristirahat dari smartphone, kamu bisa melakukan peregangan yang bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan di leher, bisa memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan, lalu memutarnya beberapa kali. Lalu, putar bahu ke belakang atau ke depan, dan tarik punggung ke belakang,” jelasnya.

Sehingga dibutuhlan latihan penguataj leher maupun bahu karena kekuatan otot akan berkurang sebanyak 8% per minggu hingga 5% per hari apabila tidak digunakan sehingga perlu dilakukan latihan penguatan otot yang rutin. Kekuatan otot dapat diperoleh dengan latihan penguatan rutin yaitu melakukan latihan penguatan (gerakan tahanan) selama 6 detik (dan tidak lebih dari 10 detik) per gerakan sebanyak 20 set per hari. Tujuan latihan penguatan diantaranya untuk mencegah pengecilan otot ketika gerakan sendi tidak dapat dilakukan oleh karena penggunaan alat imobilisasi eksternal seperti gips, traksi, splint. Untuk mengembalikan kekuatan otot saat pemulihan jaringan yang terluka dan menjaga stabilitas postur dan sendi sehingga mencegah terjadinya cedera selanjutnya.

Jika keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman pada area leher dan bahu tidak membaik maka disarankan untuk berkonsultasi dengan fisioterapis, dokter rehabilitasi medis atau dokter spesialis saraf atau orthopedi, terutama yang mendalami bidang muskuloskeletal (otot, tulang, sendi).

Dokter akan mengevaluasi, memeriksa, dan meminta pemeriksaan tambahan apabila diperlukan. Pemeriksaan tambahan bisa berupa röntgen, CT-scan, maupun MRI. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan merencanakan pengobatan serta penatalaksanaan yang tepat.

“Pelayanan terkait Sindrom Text Neck, Cedera Akibat Penggunaan Smartphone,” tambahnya.

Sindrom text neck dapat dikonsultasikan melalui Poli Rehabilitasi Medik RSUD Jombang setiap hari Senin hingga Jumat dengan ditangani dokter dan fisioterapis yang berkompeten. Pelayanan pendaftaran Poli rehab medik di RSUD Jombang dari pukul 07.00- 12.00 WIB untuk hari Senin-Kamis dan untuk hari Jumat pukul 07.00-11.00 WIB,” pungkas Umi.(rif/adv).