Sinergi Madin-Ponpes Tangkal Degradasi Moral

Plt Bupati Lumajang Buntaran Supriyanto ketika membuka kegiatan Pekan Olahraga Seni Santri Madrasah Diniyah Takmiliyah (Porsadin) di alun-alun Lumajang, Minggu (15/4) kemarin.

Lumajang, Bhirawa
Pemkab Lumajang bekerjasama dengan Forum Komunikasi Diniyyah Takmiliyah (FKDT ) Kabupaten Lumajang menggelar kegiatan Pekan Olahraga Seni Santri Madrasah Diniyah Takmiliyah (Porsadin) dengan melibatkan madrasah dan Ponpes se Kabupaten Lumajang.
Kegiatan yang dibuka oleh Plt. Bupati, Buntaran Supriyanto ini diikuti oleh sekitar 3000 santri dari Ponpes dan Madrasah. Pada kesempatan itu, selaku plt Bupati Lumajang, Buntaran Supriyanto mengapresiasi langkah FKDT Kabupaten Lumajang yang dinilai sangat mempedulikan kondisi anak jaman sekarang yang sudah banyak terpengaruh oleh lingkungan dan dampak negatif dari perkembangan tekhnologi saat ini.
“Saat ini sedang terjadi degradasi moral seperti pengaruh narkoba dan miras. Dampak positif dari kegiatan ini adalah diharapkan akhlak santri mampu menjadi ketahanan diri dalam membendung pengaruh tersebut,” ujarnya. Lebih lanjut Buntaran menjelaskan bahwa kegiatan rutin yang diselenggarakan bersama antara Pemkab Lumajang dengan FKDT Kabupaten Lumajang ini nantinya dapat dijadikan wadah dalam menyalurkan aspirasi dan sekaligus dapat dijadikan wahana silaturahmi antara Pondok pesantren dengan madrasah untuk turut berperan aktif dalam menjaga Anak dari pengaruh buruk lingkungan.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Cabang Lumajang, Nawawi, dalam keterangannya menjelaskan bahwa program kegiatan tersebut dinilainya sangat penting karena pengaruh negatif lingkungan seperti pergaulan bebas, maraknya penggunaan Narkoba. Lebih lanjut Nawawi juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan hal itu dia juga menyampaikan perlunya payung hukum yang jelas berupa Perda Wajib Diniyah bagi anak , yang menurutnya rancangan tersebut telah masuk dalam program legislasi daerah.
“Hal ini saya nilai bagus guna mewujudkan cita-cita menjadikan Lumajang kota santri nasionalis, karena berbagai kegiatan antar ponpes dan madin dapat disinergikan bersama,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Dia juga menjelaskan bahwa peserta Porsadin kali ini, berjumlah sekitar 3000 orang yang datang dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang itu untuk mengikuti sejumlah cabang lomba dalam Fahmil Kutub yang terbagi menjadi tiga tingkatan,yaitu Tingkat Ula dengan Cabang lomba Bidang Fiqih (Hukum), Nahwu (Tata cara membaca Bahasa Arab), Tarikh (sejarah), Akhlaq (budi pekerti), dan Tauhid (ketuhanan).
“Untuk tingkat Wustha memiliki cabang lomba Bidang Fiqih, Nahwu, Tarikh, Akhlaq, Tauhid, Tafsir, Ushul Fiqih, dan Balaghah. Tingkatan ketiga, Ulya, memiliki cabang lomba bidang Fiqih, Hadits, Ilmu Hadits, Tarikh, Akhlaq, Tauhid, Tafsir, Ushul Fiqih, Balaghah, dan Lughah, ditambah beberapa lomba lain dalam PORSADIN,” pungkasnya. [dwi]

Tags: