Sisa Kursi Seleksi PTN Jadi Perhatian BPK

Foto: ilustrasi

Forum Rektor Matangkan Persiapan SNMPTN-SBMPTN

Surabaya, Bhirawa
Adanya sisa kursi dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menjadi perhatian khusus forum rektor PTN. Hal itu karena pemenuhan sisa kursi ternyata justru menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof M Nasih mengungkapkan, forum rektor masih menggodok sistem pelaksanaan SNMPTN dan SBMPTN. Rencananya pada pertengahan Januari mendatang SNMPTN dan SBMPTN di panitia lokal 50 akan diresmikan. “Tidak ada perubahan mendasar dalam seleksi tahun ini,” tutur Nasih.
Menurut dia, saat ini yang menjadi perbincangan para rektor ialah terkait sisa kursi yang ada. Tidak terisinya kuota pada SNMPTN dan SBMPTN akibat pendaftar tidak daftar ulang menjadi dilema. Apakah dibiarkan kosong atau dibuka lagi untuk pemenuhan melalui jalur seleksi berikutnya. Sebab dalam waktu bersamaan PTN juga harus menentukan kuota untuk jalur mandiri.
“Pemenuhan sisa kursi masih didiskusikan karena menjadi temuan BPK. BPK mengikuti SK menteri terkait kuota minimal 30 persen (SNMPTN – SBMPTN) dan maksimal 30 persen (mandiri),” ungkap Nasih yang juga ditunjuk sebagai Ketua Panlok 50 Surabaya.
Nasih mengungkapkan, forum rektor masih mencari terobosan agar pilihan ketiga dalam SBMPTN dapat terisi jika pilihan pendaftar tidak diterima dipilihan pertama dan kedua. Selama ini npilihan ketiga selalu terabaikan dan tidak diisi, pendaftar memilih mencoba jalur masuk selanjutnya. Padahal ini akhirnya mempengaruhi kuota penerimaan PTN.
“Beberapa fakultas tidak ada masalah. Tapi untuk prodi-prodi tertentu banyak tidak daftar ulang. Kalau dibiarkan kosong nanti dibilang tidak bermanfaat,”ujarnya.
Menurutnya antisipasi pendaftar untuk daftar ulang akan semakin digencarkan. Sehingga jika pilihan kedua atau ketiga pendaftar merupakan program studi yang jarang diminati akan tetap terisi. Jika dengan upaya tersebut tetap terjadi kekosongan, pihaknya berharap tetap bisa tertampung hingga ke jalur mandiri. “Kalaupun nanti kuota yang tidak diisi dialihkan ke jalur mandiri, ini orientasinya PTN bukan uang juga. Karena jalur mandiri juga akan tetap menerima mahasiswa bidikmisi,”urainya.
Terkait bidikmisi, guru besar Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Unair ini menegaskan masih akan memberlakukannya di jalur mandiri. Sehingga peserta untuk jalur mandiri tidak hanya untuk kelompok uang mampu secara ekonomi.
“Kalau kuota, kami tidak akan membatasi,kamisesuaikan dengan jumlah lulusan kami tiap tahunnya. Tidak mungkin PTS kekurangan, karena lulusan SMA lebih banyak dari daya tampung PTN,”tegasnya.
Hal serupa diungkapkan rektor Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, Prof Joni Hermana. Menurutnya peluncuran SNMPTN-SBMPTN meskipun tidak sama dengan tahun lalu yang dilakukan di akhir tahun tetapi seluruh persiapannya sudah matang. Bahkan terkesan lebih siap dibandingkan tahun lali. “Di ITS tidak khawatir dengan program studi yang memang dibilang sepi peminat. Karena prodi di ITS peminatnya dan yang daftar ulang biasanya rata,”ujarnya.
Joni memastikan kuota oenerimaan mahasiswa akan disesuaikan dengan kapasitas kampusnya. Sehingga tidak akan ada kekhawatiran penurunan kualitas mahasiswa,” lanjutnya. [tam.ina]

Tags: