Siswa Antusias Ikut Program ‘Sekolah Detektif Kali Surabaya’

Siswa siswi SMK Bina Insan Mandiri Gresik dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo saat berfoto bersama setelah melakukan penelitian.

Surabaya, Bhirawa
Perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap sampah masih menyedihkan. Terbukti masih banyak anggota masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Banyak saluran air dan sungai di Surabaya yang dipenuhi oleh sampah. Kondisi ini kalau dibiarkan akan menyebabkan banjir di kemudian hari.

Menyadari hal itu, lembaga sosial yang aktif mengadvokasi masalah lingkungan ECOTON turun ke sekolah sekolah untuk membangkitkan kesadaran siswa peduli pada lingkungan. Salah satunya adalah mengadakan Program Sekolah Detektif Kali Surabaya. ECOTON adalah sebuah kelompok yang berdiri pada tahun 1996, studi konservasi lahan basah yang berfokus pada permasalahan lingkungan khususnya di kali surabaya.

Koordinator Sekolah Detektif Kali Surabaya Tonis Afrianto menjelaskan program yang dijalankannya tersebut sebagai alternatif selain siswa bisa belajar di sekolah dan melalui daring, siswa dapat berkunjung dan praktek secara langsung untuk belajar tentang bahayanya sampah mikroplastik dan melihat plankton yang berada di sungai/kali.

“Harapannya siswa bisa mengetahui kondisi lingkungan saat ini dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar” jelas Tonis Afrianto. Lebih lanjut menurut Tonis Afrianto, pada tanggal 23-25 November 2020 dalam rangka program Merdeka Belajar, sebanyak 5 mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ikut terlibat berkontribusi mengikuti program sekolah detektif kali surabaya bersama beberapa pelajar sekolah yang mengikuti program sekolah detektif kali surabaya. Beberapa sekolah yang terlibat diantaranya adalah SMK Bina Insan Mandiri,Sumengko,Gresik dan SMPN 2 Balongbendo sidoarjo.

Rangkaian kegiatan dimulai pada pukul 09.00 pagi, kegiatan diawali dengan briefing,pre test, kemudian pembagian kelompok. Setelah pembagian kelompok jelas Tonis, para siswa langsung mengambil sampel air di kali. Setelah mendapat sampel air, kemudian menguji menggunakan mikroskop untuk melihat kandungan sampel air kali tersebut di lab yang sudah disediakan di kantor ECOTON.

Pengujian secara teliti dengan menggunakan mikroskop berhasil menemukan banyak mikroplastik dan phytoplankton. Mikroplastik adalah plastik kecil yang berukuran kurang dari 5mm, mikroplastik yang ditemukan banyak yang berjenis fragmen dan fiber. Ciri-ciri dari mikroplastik ini adalah kecil,berbentuk keras kemudian berwarna mencolok (biru, merah, hijau,kuning).

Dari penelitian yang dilakukan ternyata hasilnya mikroplastik lebih banyak di dalam sungai/kali dari pada plankton artinya kondisi kali surabaya saat ini bermasalah.

Salah satu guru pendamping SMK Bina Insan Mandiri Devi menceritakan para siswa yang antusias karena mereka bisa menelitu berbagai jenis yang ada di lingkungan hidup seperti plankton, mikroplastik.

“Siswa sangat antusias, kalau di sekolah hanya belajar materi saja, tapi di ECOTON ini kita bisa belajar dan langsung terjun untuk praktik ke lingkungan langsung,” jelas Devi.

Salah satu satu murid SMK Bina Insan Mandiri,Sumengko, Gresik Adit mengaku mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat terlebih kita dapat mengetahui keadaan di sungai atau kali Surabaya.

“Pelajaran hari ini sangat bermanfaat untuk saya dan semua untuk lebih sadar terhadap kebersihan dan mengurangi populasi sampah di sungai,” kata Adit sambil senyum. Lebih lanjut menurut Adit, dari hasil penelitian Sekolah Detektif Kali Surabaya menunjukkan terdapat banyak sekali bahaya dari sampah mikroplastik untuk biota yang ada di kali salah satunya adalah ikan di sungai yang reproduksi dari ikan tersebut terganggu.

Hal senada juga diungkapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Umsida Prameswari Widya. Menurut Widya, banyak pengalaman baru yang didapatkan selama mengikut program yang digagas Ecoton tersebut.

“Dari kegiatan ini kami jadi tahu betapa banyak persoalan yang akan muncul ketika warga masyarakat tidak peduli lingkungan,” jelas Prameswari. Lantaran itu, Prameswari berharap ada kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan , untuk menjaga kelestarian lingkungan kita. (why)

Tags: